Pages

Rabu, Mei 30, 2012

musium bogor





MUSEUM ZOOLOGI BOGOR

DISUSUN OLEH :
Nama              : RAKA WIDHARMA KARTIKA
Nomor induk   : 4204/9980670249
Kelas               : VIII G
Nomor Absen  : 24

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG
LAMPUNG TENGAH
2011



PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :
v  Ayahanda dan ibunda yang selalu memberi motivasi dalam penulisan karya tulis ini.
v  Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 1 Seputih Agung.
v  Sahabat yang telah memberi dukungan.
v  Adik dan Kakak kelas yang penulis sayangi.










ii


MOTTO

Motto penulis dalam karya tulis ini adalah :
*      Kegagalan adalah kunci sebuah kesuksesan.
*      Kesalahan merupakan awal dari sebuah kesempurnaan.
*      Hidup ini adalah film terbaik.
*      Pantang menyerah meraih cita-cita setinggi langit.











iii


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Dalam penyelesaian tugas karya tulis ini penulis berusaha dengan kemampuan yang ada dalam diri penulis, disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Atas tersusunnya karya tulis ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proses penyusunan karya tulis ini dapat terselaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Ibu Dra. Esti Handayani selaku Kepala SMP Negeri 1 Seputih Agung.
2.      Ibu Diah Ayu Mayasari,S.Pd. selaku wali kelas VIII G.
3.      Bapak Arief Syafari,S.Pd. dan Ibu Margianti,S.Pd. selaku pembimbing dalam menyusun karya tulis ini.
4.      Teman-teman selaku membantu dalam menyusun karya tulis ini.
Penulis menyadari dalam penyelesaian karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi kita semua.

Simpang Agung,                     2011

Penulis

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL  .................................................................................             i
PERSEMBAHAN  ......................................................................................                        ii
MOTTO .......................................................................................................             iii
KATA PENGNTAR  ..................................................................................                        iv
DAFTAR ISI  ..............................................................................................             v
BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah  ....................................................               1
1.2              Rumusan Masalah  ...............................................................              1
1.3              Tujuan Penulisan ................................................................                2
1.4              Metode Pengumpulan Data  ................................................              2
BAB II PEMBAHASAN
                        2.1       Sejarah Pendirian Museum Zoologi Bogor .........................               3
                        2.2       Perkembangan Pameran Museum Zoologi Bogor................               5
                        2.3       Koleksi Fauna yang Diawetkan di Dalam Museum
Zoologi Bogor  ...................................................................                8
BAB III PENUTUP
                        3.1       Kesimpulan  .......................................................................                10
                        3.2       Saran  .................................................................................                10
DAFTAR PUSTAKA

v


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia. Bogor berada di Pulau Jawa Bagian Barat. Sama seperti daerah lain, Bogor juga memiliki banyak tempat wisata yang bernilai sejarah. Tempat-tempat tersebut  diantaranya Makam Raden Saleh, Danau Lido, Museum Peta, Museum Etrbotani, Museum Tanah, Museum Perjuangan, Prasasti Batu Tulis, Museum Zoologi Bogor yang merupakan salah satu kebanggaan  bagi masyarakat Bogor sendiri.
Museum Zoologi Bogor terletak di jalan Ir. H. Juanda no.9 Bogor yang memiliki beragam koleksi fauna yang diawetkan. Selain menampilkan koleksi fauna yang diawetkan, museum ini juga menjadi lembaga besar yang meliputi penelitan zoologi di bawah naungan Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan waktu, maka penulis membatasi masalah hanya pada Museum Zoologi Bogor.
1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah pendirian Museum Zoologi Bogor ?
2.      Bagaimana perkembangan pameran dalam Museum Zoologi Bogor ?
3.      Apa saja koleksi fauna yang diawetkan di dalam Museum Zoologi Bogor ?

1

1.3Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Mengetahui sejarah pendirian Museum Zoologi Bogor.
2.      Mengetahui perkembangan pameran dalam Museum Zoologi Bogor.
3.      Mengetahui koleksi fauna yang diawetkan di dalam Museum Zoologi Bogor.

1.4Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis telah mencari dan mengumpulkan data-data dengan menggunakan metode yaitu :
1.      Metode observasi
 Metode observasi yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung pada objek. Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui secara langsung Museum Zoologi Bogor, pada tanggal 20 Juni 2011

2.      Metode Study Pustaka
Metode study Pustaka yaitu membaca buku-buku yang dijadikan sebagai pedoman dalam proses pembuatan karya tulis. Metode ini digunakan untuk membantu melengkapi data observasi. Penulis menggunakan metode ini dengan membaca buku panduan Museum Zoologi Bogor.





2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1            Sejarah Pendirian Museum Zoologi Bogor
Dalam sejarah perkembangan ‘s Lands Plantentuin yang berdiri pada tanggal 18 Mei 1817 di Bogor yang bergerak di bidang Botani ternyata tercatat bahwa selain ahli Botani juga diperlukan ahli Zoologi. Pada saat itu ahli Zoologi sangat dibutuhkan dalam meneliti hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh berbagai jenis binatang, sehingga pembiayaan perlu diusahakan. Akhirnya pada awal tahun 1894 terkumpul sejumlah dana dan mendapat ahli Zoologi Pertanian yaitu Dr. J.C. Koningsberger. Beliau datang dari bogor buan Agustus 1894, bulan dan tahun inilah yang digunakan sebagai penentuan berdirinya Museum.
Koningsberger mulai mempelajari hama dan penyakit tanaman pertanian. Ruang kerjanya adalah bekas penyimpanan kereta kuda yang diperluas untuk syarat sebuah ruangan Laboratorium Zoologi. Spesimen zoologi terutama serangga telah banyak terkumpul. Dengan demikian sebagian peranan Museum, yaitu mengumpul, merawat, meneliti, dan memamerkan bahan koleksi sudah terpenuhi. Setelah lima tahun bertugas Koningsberger mengambil cuti enam bulan untuk mendeterminasi spesimen serangga yang dikumpulkan kebeberapa Museum di Eropa. Dengan rekan-rekannya dibicarakan pula keingginannya mendirikan Zoologisch en Phytopathologisch Museum di ‘s Lannds Plantentuin Bogor.
Sepulangnya Koningsberger dari Eropa, beliau menanyakan permohonannya yang diajukan di amsterdam enam bulan lalu lewat telegram.

3

Setelah mendapat jawaban dari Amsterdam yang menyenangkan dan dana yang diperlukan sudah ada, pada pertenahan tahun 1900 pembanggunan Museum sudah dapat dimulai. Untuk memperoleh hasil pembanding, dengan Surat Pemerintah tanggal 15 September 1900, no.6, Koningsberger melakukan pejalanan dinas ke Singapura untuk tugas mempelajari kaadaan dan persoalan mengenai Museum Raffles. Pada akhir 1901 gedung Museum seluas 402 m2  sudah selesai dibangun, Museum ini dinamakan Landbouw Zoologisch Museum.
Namun lima tahun berjalan nama Landbouw Zoologisch Museum berganti Zoologisch Museum en Werkplaats. Sepanjang tahun ini nama sudah berganti, museum dikenal dengan berbagai nama serta perkembangan kemajuan yang diperolehnya. Tahun 1910 nama Museum berganti lagi dengan Landbouw Zoologischen Laboratorium ini berlangsung sampai dengan tahun 1942. Hal ini untuk memberi kelenturan dalam ruang lingkup satu-satunya lembaga yang bergerak dalam bidang zoologi di Indonesia waktu itu. Tahun 1947 nama Museum dihidupkan kembali dengan nama Museum Zoologisch Bogoriense (MZB) dan mulai diperkenalkan, serta jati diri Museum diperkokoh dengan diciptakan sebuah logo yang berbentuk bulat bergambar Komodo. Nama ini terus digunakan pada saat pemerintahan Republik Indonesia mengambil alih semua instansi pemerintahan Hindia Belanda.
Antara tahun 1955dan 1960 imbuhan lembaga ditambahkan pada nama Museum sehingga namanya menjadi Lembaga Museum Zoologisch Bogoriense. Selanjutnya nama Museum dihidupkan lagi selama 26 tahun untuk akhirnya terbenam dalam nama Balai Penelitian dan Perkembangan Zoologi. Nama tersebut dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No.1 tahun 1986, melalui Surat Keputusan Ketua LIPI No.23/Kep/D.5 tahun 1987, yang bernaung di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi.


4

Walaupun eksistensi kemandiriannya tidak diakui lagi, namun nama Museum Zoologicum Bogoriense elah terpaku di dunia internasional dalam bidang zoologi, etapi di dlam negeri dikenal dengan nama Museum Zoologi Bogor.

2.2            Perkembangan Pameran Museum Zoologi Bogor
Museum dilengkapi dengan ruang pameran agar masyarakat luas dapat memahami berbagai bentuk serta perikehidupan binatang. Ruang pameran museum sejak didirikan telah mmanfaatkan sinar matahari dengan adanya banyak jendela yang besar. Dalam gedung tersebut terdapat dua ruang pamer, yaitu yang besar seluas 200m2 dan yang kecil 50m2. Luas ruang pamer yang biasa semula hanya 250m2  sekarang telah berkembang menjadi 1.064m2 termasuk aula ruang ikan paus dn akuarium. Dan demikian pula dikembangkan tehnik penyajian bahan pameran yang disertai pelayanan pendidikan, perkembangan trsebut meliputi :
1.      Bahan Peragaan
Dalam sistem lemari kaca peragaan, koleksi binatang yanf sudh diawetkan dipasang sendiri-sendiri di atas sebatang kayu atau tempat dudukan lainyadan kemudian diberi label nama jenisnya. Pmanjangnya disusun berjajar kesamping atau keatas dan ditaruh kedalam sebuah lemari. Lemari-lemari ini ditempatkan merapat dinding dan ditengah ruangan. Cara yang disajikan seperti ini berlangsung sejak Museum didirikan smpai tahun 1920, kemudian berkembang dengan mengelompokan beberapa jenis yang sekerabat.



5

2.      Penyajian Bahan Peragaan
Penyajian bahan peragaan daam lemari atau vitrin yang dibuat dari kayu jati yang satu sisi dinding kaca. Pengunjung dapat melihat isi vitrin berupa diorama yang menggambarkan binatang dengan habitat aslinya. Lampu-lampu TL(fluorescent) di dalam vitrin dipasang tersembunyi sehingga tidak mengganggu pengliatan pengunjung. Beberapa bagian gedung pameran dirombak, termasuk pembongkaran jendela-jendela kaca besar. Pada tahun 1970, semua jendela tersebut dihilangkan dan ditembok. Untuk mngatur ventilasi ruangan dipasang kipas angin listrik dinding dan langit-langit. Dengan dihilangkan jendela kaca tersebut maka sumber cahaya memakai sinar listrik lebih mudah diatur, sehingga efeknya lebih baik. Dengan demikian perhatian pengunjung diharapkan dapat lebih terkonsentrasi pada objek peragaan.
Objek peragaan disusun menurut berbagai bentuk kelompok, diantaranya:
a.       Kelompok Habitat Penuh (full-fledged habitat group).
Dioroma terbesar yang kini masih dapat disaksikan adalah “Ujung Kulon” yang memamerkan sepasang banteng, monyet, babi hutan, biawak. Kelompok habitat yang dapat juga dilihat adalah burng-burung sawah, burug-burung di Cagar Alam Pulau Dua.

b.      Kelompok Habitat Tidak Penuh (semi habitat group).
Dapat dilihat ada vitrin “Ulung-ulung”.

c.       Kelompok Habitat Semu (pseudo habitat group).
Berisi beberapa jenis dalam suatu marga atau suku dalam suatu habitat ditemukan pada vitrin Jenis-jenis Kera, Jenis-jenis Kakak Tua, dan lainnya.

6

d.      Kelompok Menurut Takson (taxonomic group).
Seperti pada Insecta dan Moluska yang menonjolkan keistemewaan dan keaneka bentuk dan warna dalam suatu takson.

e.       Kelompok Fungsional (functional group).
Seperti kerangka binatang yang menjelaskan fungsi dan bentuk orga serta evolusi dan adaptasi binatang.

3.      Perolehan Koleksi Peraga Khusus.

a.       Paus Biru (Balaenoptera Musculus).
Paus Biru sepanjang 26m yang terdampar di pantai Pameungpeuk, Garut telah berhasil dibawa kerangkanya ke museum, kerangka yang berbau busuk ini dibawa dengan berat 6.390 kg dengan kereta api Bogor. Untuk membersihkan dan menyusun kembali kerangka, dibutuhkan waktu kurang lebih satu tahun.
                                   


7

b.      Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus)
Badak jantan yang beratnya 2.280 kg ini diperoleh pada tahun 1934 dari daerah Karangnunggal, Tasikmalaya. Badak yang tinggal seekor di area luar Suaka Ujungkulon ini sering terlihat di tepi hutan, karena khawatir diburu oleh pihak yang tak bertanggung jawab maka diputuskan diburu 4 hari untuk kepentingan museum.

4.      Tehnik Pemajangan.
Tehnik pemajangan sempat dikembangkan oleh Museum diantaranya Dermoplastik, Pembuatan replika spesimen botani, Pembuatan cetakan dan replika, Pemanfaatan serat gelas (fibreglass) dan karet silikon (silicon rubbr).

2.3 Koleksi Fauna yang Diawetkan di Dalam Museum Zoologi Bogor
Sejauh mata memandang, pengunjung disuguhkan berbagai jenis hewan khas Indonesia, baik itu kerangka maupun hewan hasil awetan para ilmuwan. Melangkah masuk ke museum yang dibangun oleh seorang ahli botani bernama Dr. JC Koningsberger, pada 1894 itu, akan ditemukan rangka-rangka hewan, seperti burung dan kelompok primata. Di sudut lain, terdapat etalase-etalase dengan ukuran besar, menyimpan beragam jenis burung, sebut saja kasuari, elang, bido, dan informasi mengenai evolusi burung. Tidak hanya kelompok burung, hewan-hewan mamalia pun bisa disaksikan, antara lain binatang rusa, musang, kucing hutan, harimau, sapi, serta landak.
Lebih jauh kedalam, ada ruang dimana tersimpan ragam hewan laut, diantaranya, ikan janggilus dalam ukuran jumbo, kura-kura, penyu, serta

8

kepiting raksasa. Kemudian, ruang reptil, ruang siput, dan kerang, lalu ruang serangga. Dari keseluruhan hewan-hewan di sini, dapat dijumlahkan ada 10.000 macam serangga, 600 macam reptil dan ikan, 650 jenis mamalia, 2.300 jenis moluska, 1.100 jenis aves unggas dan 700 jenis invertebrata. Semuanya merupakan binatang yang sudah punah namun berhasil diawetkan. Contoh gambar yang dikoleksi
                               
                  
                  

9

BAB III
PENUTUP
3.1            Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkn bahwa :
1.      Sejarah Museum Zoologi Bogor banyak mengalami perubahan nama Museum dari Museum yang bernama Landbouw Zoologisch Laboratorium pada tahun 1894 sampai Museum yang bernama Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi tahun 1987 hingga sekarang.
2.      Perkembangan pameran Museum Zoologi Bogor spesimen awetannya mempunyai sejarah dan keunikan tersendiri, tehnik pemajangan juga mengalami perubahan pesat sepanjang tahun.
3.      Keseluruhan fauna yang diawetkan di dalam Museum Zoologi Bogor berjumlah 15350.

3.2            Saran
1.      Sebaiknya Museum Zoologi Bogor tetap dirawat dan dijaga kelestariannya agar tidak jatuh ketangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
2.      Sebaiknya Guru pembimbing karya tulis mampu mengarahkan anak didiknnya dalam pembuatan karya tulis ini dan memberitahu bagaimana susunan pembuatanya, agar saat pengumpulan karya tulis tidak dikembalikan kepada penulis karena adanya kesalahan.
3.      Semoga karya tulis ini dapat memberi gambaran terhadap pembaca dalam pembuatan karya tulis Museum Zoologi Bogor selanjutnya


10

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus .2011. Museum Zoologi Bogo r.http://wikipwdia.org/wiki/museum_       zoologi_bogor. Diakses pada tanggal 1 Juli 2011 pukul:10.00 wib.


                    Zoologi, Museum.2011. Museum Zoologi Bogor . Bogor: Museum.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...