Pages

Selasa, Juni 12, 2012

artikel ilmiah


PEMANFAATAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

OLEH : FENDI RIAWAN
PROGRAM PENDIDIKAN : BIOLOGI
(Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro)
NPM 10321317

ABSTRAK
perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) di berbagai bidang sangatlah pesat dan dilihat sebagai suatu keperluan dan juga kesempatan. Pada bidang pendidikan bahasa Inggris, misalnya, perkembangan TIK dapat memberikan dimensi baru kemampuan literasi bagi pembelajar; TIK mampu memberikan kesempatan berkreasi bagi penulis-penulis muda.. Namun, pembelajaran menulis saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pembelajarnya membuat suatu tulisan langsung tanpa proses menulis. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis pembelajar dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal online). Blog adalah sebuah jurnal online dimana pembelajar bisa menulis apapun yang menurut mereka menarik, mengeditnya, mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim.
Kata kunci: Pembelajaran Menulis

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini. Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah menghadirkan tantangan (dan kesempatan) bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat kompleks, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berkiprah di era globalisasi ini. Untuk itu, lembaga pendidikan sebagai suatu institusi yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia diharapkan mampu memberikan yang terbaik dengan melakukan terobosan berikut upaya perbaikan dengan tujuan untuk peningkatan kualitas proses dan produk pendidikan.
Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan adanya dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan. Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia (Nurkolis, 2002: 1). Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami banyak transformasi, mulai dari metode, fokus, kurikulum, dan lainnya. Pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa asing, juga mengalami hal yang serupa. Telah banyak strategi, teknik, metode, dan pemikiran-pemikiran yang telah dihasilkan untuk kualitas pembelajaran bahasa asing yang lebih baik. Akan tetapi, sampai sekarang, sepanjang yang peneliti tahu, pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris masih belum menunjukkan hasil yang optimal.
Kemampuan anak-anak yang belajar bahasa Inggris, bahkan telah dimulai sejak sekolah dasar dan ditambah dengan jam tambahan diluar kelas, masih tetap belum optimal. Pembelajaran bahasa Inggris juga saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya sehingga diharapkan sumber daya manusia dapat ditingkatkan. Terdapat banyak orang, terutama anak-anak yang belajar bahasa Inggris sekarang tidak mampu berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris meski mereka paham dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa tersebut Mereka cenderung hanya memahami konsep-konsep yang ada secara mekanis, dimana ketika mereka dihadapkan pada situasi yang harus berbicara atau menulis, mereka tidak mampu melakukannya. Terdapat banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah faktor-faktor berikut yang satu sama lain saling berhubungan. Pertama, dari faktor pengajar. Banyak pengajar yang belum paham dengan pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan pada aspek penguasaan kompetensi akan keterampilan berbahasa dan komponen kebahasaan lainnya serta kreativitas dan kearifan lokal (www.hariannasib.com, 2006). Kurangnya kesempatan untuk berkreasi, kurangnya pemahaman dan kegiatan pelatihan yang menunjang mungkin menjadi penyebab rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu guru sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Kedua, dari faktor
kemampuan mahasiswa. Kualitas kemampuan bahasa Inggris mahasiswa semakin tahun semakin menurun, khususnya yang terlihat di lingkungan penulis. Dalam pembelajaran di kelas, mereka lebih sering cenderung untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam belajar sehingga kualitas pembelajaran menjadi kurang optimal. Faktor ketiga adalah dari hal-hal di luar yang tadi disebutkan, misalnya lingkungan, sumber belajar, staf pendukung pembelajaran, fasilitas dan lainnya. Hal-hal ini tidak dapat dipungkiri dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Sudah seharusnya hal-hal tersebut mendukung secara positif kualitas pembelajaran sehingga kemampuan mahasiswa dapat meningkat. Akan tetapi, sering, hal-hal tersebut tidak optimal dalam mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa Inggris. Hal-hal tersebut di atas telah mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu dicarikan solusinya.
Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk mencapai hasil efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang dosen harus memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan iklim belajar dan mengajar yang kondusif sehingga memungkinkan dilaksanakannya kegiatan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi siswa masing-masing. Kompetensi dasar profesional ini tentunya harus ditunjang dengan strategi khusus mengingat kondisi setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya, suatu strategi tertentu di kelas A mungkin tidak bisa berlaku efektif sama jika strategi tersebut diaplikasikan di kelas B. Itu berarti untuk memiliki kompetensi ini seorang dosen harus memiliki pengetahuan awal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran seperti hakekat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu bidang tertentu, minat dan sikap pembelajar, serta latar belakang pebelajar. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi mahasiswa di kemudian hari karena akan mampu memberikan kesempatan dan juga tentunya tantangan yang lebih bagi mereka. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, seseorang harus memiliki skemata yang memadai untuk dapat diekspresikan secara efektif melalui media tulis. Suatu tulisan yang baik tidaklah bisa sekali jadi, namun semestinya melewati berbagai proses mulai dari proses outline, membuat draft, sampai bisa menjadi tulisan, dan sepanjang proses tersebut, revisi secara berkesinambungan terus dilakukan. Namun dalam kenyataannya, banyak mahasiswa yang tidak menghasilkan suatu tulisan dengan melalui proses menulis tersebut. Khususnya dalam pembelajaran menulis, hal-hal berikut berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis.
• Proses Belajar Mengajar.
Sering kali, proses belajar mengajar keterampilan menulis di kelas masih sangat sederhana. Dosen menerangkan materi perkuliahan, mahasiswa menulis, kemudian dikoreksi oleh dosen dan diberi komentar. Tidak ada proses yang mampu memberikan pematangan untuk perbaikan tulisan mahasiswa. Jika ada, hal tersebut tampaknya kurang banyak membantu mahasiswa.
• Umpan Balik (Feedback).
Feedback adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Namun, sering kali, tidak adanya proses feedback yang bersifat ragam antara mahasiswa, dan dosen. Dosen biasanya yang memberi lebih banyak komentar sehingga terkesan satu arah. Mahasiswa tidak tahu apa yang terjadi dengan tulisan mereka karena setelah selesai dikerjakan, langsung dikumpulkan ke dosen untuk dikoreksi.

• Standar Penilaian.
Standar penilaian yang digunakan harus jelas agar tidak mengundang pertanyaan akan kesahihan nilai yang diperoleh mahasiswa.
• Kreativitas dan Inovasi.
Nuansa ini juga bisa berfungsi sangat oenting dalam proses pembelajaran menulis. Namun, kurang adanya nuansa kreatif dan inovatif dalam pembelajaran di kelas sering terjasi dimana semua proses menulis dikerjakan di kelas sehingga tampak monoton, kurang ‘menantang’ eksplorasi pengetahuan mahasiswa.
• Motivasi.
Motivasi adalah faktor internal yang oenting untuk membantu seseorang memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti perkuliahan tentu akan mempengaruhi keberhasilannya dalam pembelajaran menulis sehingga pada akhirnya, mahasiswa tidak mampu menghasilkan suatu tulisan yang baik dan sesuai dengan tuntutan kurikulum setelah menyelesaikan perkuliahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, beberapa inovasi baru dalam dunia pendidikan utamanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris, muncul. Seiring dengan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (selanjutnya TIK), dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Inggris, perkembangan pesat TIK ini memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi pengajar dan mahasiswa agar dapat digunakan secara efektif di dalam pembelajaran di kelas. Menurut Sei-Hwa, 2006), TIK mampu menjadi salah satu media pembelajaran bahasa Inggris yang memberikan nuansa kreativitas, inovasi, dan tentu saja unsure senang. Merchant (2003) menambahkan bahwa pemanfaatan TIK bagi mereka yang, khususnya, tidak berada di dalam kelas dapat memberi suatu dimensi baru pembelajaran bahasa Inggris. Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan berbagai cara inovatif yang ada, misalnya secara synchronous ataupun asynchronous, melalui media online. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa khususnya untuk pembelajaran menulis, TIK dapat membuka berbagai kesempatan bagi penulis-penulis pemula karena mereka dihadapkan pada media online yang interaktif sehingga terbuka kesempatan untuk kemampuan untuk memperluas wawasan, audiens pembaca yang lebih luas daripada sebelumnya, dan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media online yang gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools seperti blog, webpage, social networking system (friendster, facebook, tagged, dan lainnya), dan Content Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa. Sehubungan dengan keterampilan menulis, salah satu media efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam keterampilan menulis karena memiliki karakteristiknya yang relevan adalah media blog.

Blog (bentuk sederhana dari weblog) adalah sebuah laman (situs) seseorang yang sering di update yang sering disebut dengan jurnal (diari) online (Rouf dan Sopyan, 2007). Dewasa ini, blog berkembang sangat pesat seiring perkembangan TIK di Indonesia. Hampir semua orang memiliki blog, mulai dari artis, politikus, guru, dosen sampai mahasiswa karena proses membuatnya sangatlah mudah. Dengan memiliki blog yang juga berarti memiliki jurnal online, mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing) bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan penekanan atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia, seperti audio, video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara teknis, membuat blog tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman dan sintaks yang rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah ada, seperti halnya mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan blog mereka sudah bisa dilihat oleh seluruh orang didunia. Jika ada kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi, membuat blog sangatlah mudah, sepanjang ada koneksi. Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat bermanfaat bagi mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca tulisan mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan kompetensi menulis mahasiswa. Lebih lanjut, sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, blog dipercaya akan sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam pembelajaran menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
• Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis, mulai dari outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap proses tersebut, revisi tetap dilakukan secara terus menerus. Hasil tulisan mahasiswa dari outiline, draft sampai tulisan final yang telah disetujui atau dikoreksi ditaruh di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang yang memiliki akses ke blog mereka.
• Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana mereka bisa saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk hasil yang lebih baik sebelum dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang tentu akan membantu dosen juga mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa tidaklah mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang diajar.
• Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi pekerjaan mahasiswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak paham akan apa yang semestinya ditekankan atau diperbaiki.
• Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan. Mahasiswa akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog, kemudian mengisi tulisan di dalamnya, dan bagaimana memberi komentar atas tulisan teman-temannya melalui media tersebut. Kemudian, seluruh blog mahasiswa didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal ini bertujuan mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan media RSS/Rich Summary Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika seseorang yang meng-upload tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis ‘memberi tahu’ pemilik blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu wadah tadi. Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika tidak, agak sulit tampaknya untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis sesuatu atau belum kecuali yang bersangkutan memang sengaja masuk ke blog temannya. Peneliti yakin, dengan adanya nuansa inovasi dan kreativitas yang lebih diberikan, mahasiswa akan termotivasi untuk lebih mau lagi menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan efektif.

Dalam pembelajaran menulis, mahasiswa juga harus memahami pengetahuan akan elemen-elemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang membentuk suatu tulisan yang padu (unity) dan koheren (coherence), serta kompetensi menulis berdasarkan jenis-jenis tulisan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat menuangkan ide-idenya dan mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan yang baik dan efektif. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik. Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam pembejaran menulis, kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini diharapkan berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa yang meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti pelafalan, struktur, pilihan kata, kosakata, dan lainnya. Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa, diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat.

KAJIAN TEORI
Kompetensi Menulis
Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2003: 37) menyatakan bahwa kompetensi berarti penguasaan terhadap tugas, keterampilan, tingkah laku, dan penghargaan-penghargaan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan atau suatu prestasi. Padmadewi (2004) menambahkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dalam mata kuliah dan mata praktikum yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan yang harus dapat dilakukan oleh mahasiswa. Pada dasarnya, kedua pendapat tersebut memiliki ide yang sama tentang pengertian kompetensi yang pada intinya mengacu pada kemampuan mahasiswa untuk melakukan sesuatu berdasarkan suatu standar tertentu.
Definisi-definisi tersebut dapat dirangkum dua hal, yaitu, sebagai kemampuan mahasiswa menguasai aspek-aspek keterampilan dan komponen bahasa, dan kemampuan mahasiswa menghasilkan tulisan yang baik dan efektif berdasarkan prinsip kepaduan dan koherensi. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik. Kedua kemampuan di atas, tidaklah bisa dipisahkan mengingat keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa akan bisa dikategorikan belum memiliki kompetensi yang cukup apabila mereka tidak menguasai kedua kemampuan tersebut dengan baik. Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan (Rainey, 2003: 2). Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Reinking, dkk. (2002: 3) menyatakan bahwa terdapat empat tujuan umum dari kegiatan menulis, yaitu untuk menginformasikan, mempengaruhi, mengungkapkan, dan menghibur. Dalam suatu tulisan, hampir semua yang ditulis oleh penulis merupakan cerminan dari kemampuannya akan pengolahan kata-kata sehingga bahkan hal-hal yang abstrak bisa ditampilkan dengan lebih jelas karena kemampuan tersebut. Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif, argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa dimana mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan termasuk komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif kepada pembacanya. Dalam menulis, mahasiswa harus mampu menguasai beberapa hal. Pertama, mahasiswa harus mampu menguasai elemen-elemen tulisan, seperti topic sentence/thesis statement, introduction, body, dan conclusion. Masing-masing elemen tersebut memiliki karakteristik yang harus diikuti agar tulisan mahasiswa nantinya menjadi lebih baik. Kedua, mahasiswa harus mampu menguasai pengetahuan akan komponen-komponen yang membentuk suatu tulisan yang padu dan koheren. Ketiga, mahasiswa mampu memiliki kompetensi menulis suatu tulisan berdasarkan jenis-jenis komposisinya.
Motivasi dalam Belajar Bahasa
Gardner dan Tremblay (1994) menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan bagaimana seseorang bertingkah laku. Disebutkan bahwa terdapat 4 aspek dalam motivasi, antara lain 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah. Selain itu, motivasi juga didefinisikan sebagai suatu awal untuk menciptakan dan menjaga tingkah laku seseorang menuju pencapaian tujuan (Ames & Ames, 1989). Aspek motivasi ini sangat penting karena berperan dalam menentukan keaktifan dan tingkah laku siswa dalam belajar (Ngeow, 1998).
Oxford & Shearin (1994) lebih lanjut menyatakan bahwa motivasi adalah hasrat untuk mencapai tujuan, dikombinasikan dengan usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Banyak peneliti mempertimbangkan motivasi sebagai sebuah elemen utama yang menentukan kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa kedua maupun bahasa asing. Hal ini menentukan rentang keaktifan,dan keterlibatan personal dalam mempelajari bahasa kedua. Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif timbul sebagai respons yang melibatkan kenyamanan dan optimisme tentang tugas-tugas yang diemban. Sedangkan motivasi negatif mengacu pada pengambilan tugas-tugas yang selalu dihantui rasa tidak nyaman yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan pula. Sebagai contoh, ketidaklulusan, yang disebabkan motivasi yang rendah sehingga tugas-tugas perkuliahan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, Gardner dan Lambert (1972) mengemukakan sebuah model yang disebut dengan Socio- Educational Model. Model ini tersusun setelah melakukan penelitian selama lebih dari sepuluh tahun dan disimpulkan bahwa tingkah laku pembelajar terhadap bahasa dan budaya target memiliki peranan penting dalam motivasi pembelajaran bahasa. Dari model ini terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi instrumental dan integratif.
Motivasi instrumental mengacu pada keinginan pembelajar untuk mempelajari bahasa dengan tujuan untuk tujuan-tujuan riil dan praktis, misalnya persyaratan masuk perguruan tinggi, mencari pekerjaan, atau berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan motivasi integratif mengacu pada keinginan untuk mempelajari bahasa dengan tujuan mampu berinteraksi dengan masyarakat bahasa target. McDonough (1981) menambahkan bahwa terdapat dua jenis motivasi integratif, yaitu motivasi asimilatif dan motivasi afiliatif. Motivasi asimilatif merupakan motivasi ‘kuat’ dari seseorang untuk berasimilasi dengan budaya dan bahasa masyarakat target secara penuh. Sedangkan motivasi afiliatif merupakan motivasi ‘lemah’ dari seseorang untuk berinteraksi secara penuh dengan budaya dan bahasa masyarakat target tanpa melupakan budaya yang dimilikinya.
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)
Sebagai imbas dari globalisasi dewasa ini, penyebaran bahasa Inggris dan perkembangan teknologi telah merubah pembelajaran bahasa Inggris sebagai suatu lingua franca (Warschauer and Healey, 1988). Hasilnya, baik bahasa Inggris dan TIK telah menjadi keterampilan literasi yang sangat penting bagi sebagian besar bukan penutur bahasa Inggris asli untuk lebih mendalami bahasa Inggris (Papert, 1980). Tidak dapat dipungkiri, penyebaran sekaligus pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan telah berkembang dengan sangat pesat di banyak negara.
Karena perkembangannya yang pesat, TIK dipandang sebagai suatu hal yang mampu memberikan tantangan sekaligus kesempatan. Bahkan UNESCO, dalam pertemuannya di (Custom Style Sheet), RSS (Rich Summary Site/Really Simple Syndicate), pemahaman HTML Script dan lain-lain agar bisa memperluas akses seseorang terhadap ‘dunia blog’. Setelah seluruh mahasiswa memiliki blog mereka sendiri, dosen menuntun mahasiswa untuk menulis lewat blog, kemudian menunjukkan beragam aktivitas yang bisa dilakukan dengan memanfaatkaan media blog, seperti memberi komentar, menambah file audio, video, link ke sumber belajar lainnya yang relevan.
Antara dosen dan mahasiswa bisa saling memberikan komentar satu sama lain mengenai tulisan yang telah dibuat, baik pada proses outline, draft, sampai tulisan final. Komentar bisa mengenai berbagai hal, seperti komponen kebahasaan, isi, dan pesan tulisan mahasiswa yang didasarkan pada sistem penilaian yang sudah baku sehingga tidak mengurangi kesahihan skor. Pemanfaatan media ini mampu memberikan aktivitas kolaboratif bagi penggunanya. Sebuah blog di penyedia multiply memiliki slot grup yang memberikan kesempatan bagi pemiliknya untuk membuat suatu wadah untuk menampung blog-blog individu lainnya yang memiliki kesamaan minat atau tujuan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam pembelajaran menulis karena untuk memberi komentar, satu sama lain harus tahu apakah temannya sudah menulis dan mempublikasikan tulisannya. Dengan tergabung dalam suatu wadah grup, mereka akan secara otomatis ‘diberi tahu’ oleh sistem kalau seseorang dalam grup yang sama telah mempublikasikan tulisan mereka.



KERANGKA PIKIR DAN
PEMBAHASAN
Mengingat pesatnya perkembangan TIK dewasa ini, tidak ada salahnya jika jika fitur atau tools TIK yang relevan diterapkan pada pembelajaran bahasa Inggris. Salah satunya tools online yang gratis yang dapat dimanfaatkan dalam kemampuan menulis adalah blog (jurnal online). Seperti telah disampaikan sebelumnya, blog dapat berfungsi sebagai jurnal seseorang dimana pemilik blog bisa mengekspresikan ide dan perasaannya melalui media tersebut dan dipublikasikan online. Sesuai dengan karakteristiknya, blog juga bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, khususnya menulis. Dalam pembelajaran menulis di kelas, mahasiswa diberikan suatu wadah untuk berekspresi dan berinteraksi dengan dosen, teman-temannya, dan orang-orang lainnya yang memiliki ketertarikan dan akses yang sama. Mereka akan memiliki blog mereka sendiri untuk kemudian digunakan sebagai media menulis esai mereka. Dengan menekankan pada PROSES menulis, pembelajaran menulis berbantuan blog haruslah memperhatikan 5 hal, yaitu :

1) pembuatan blog,
2) proses membuat outline,
3) proses membuat draft,
4) proses revision, dan
5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di berbagai bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman, seseorang dituntut untuk mampu dan memiliki kualitas serta kemampuan kompetitif dalam hidupnya. Dalam bidang pendidikan, tuntutan semacam ini membuat berbagai hal, tantangan sekaligus kesempatan untuk berkembang dan berkreasi. Pembelajaran bahasa Inggris adalah salah satu dalam bidang pendidikan yang menuntut hal seperti ini. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai dengan baik oleh seseorang yang belajar bahasa Inggris. Dengan memiliki kemampuan menulis; menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan dengan baik dan efektif, seseorang dapat dikatakan telah mampu memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi tantangan. Mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada dan informasi lainnya di slot lainnya yang tersedia. Dalam penerapannya, satu hal yang paling penting diingat untuk dilaksanakan adalah adanya PROSES menulis, mulai dari pembuatan outline, revisi, pembuatan draft tulisan, revisi, sampai suatu tulisan final bisa dihasilkan. Sehubungan dengan pemanfaatan blog sebagai media jurnal online dalam pembelajaran menulis adalah 1)pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).Beberapa keuntungan dari pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis adalah bahwa blog mampu memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Dosen, bersama-sama dengan teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet bisa melakukannya.

DAFTAR PUSTAKA
Umami, Ida. 2010. Perkembangan Peserta Didik . Metro : UMM
Sarwono, Sarlito W. 1991. Psikologi    Remaja. Jakarta : Rajawali Press



Campbell, A. P. (2003, February). “Weblogs for use with ESL classes.” The Internet


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...