Pages

Selasa, Juni 12, 2012

Bryophyta (Tumbuhan Lumut)


Dalam bahasa sehari-hari, istilah “lumut” dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki “taman lumut” yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
Pergiliran keturunan
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Fase Gametofit
 Sebuah lumut gametofit tumbuh besar yang dia sudah bisa membuat makanan sendiri karena memiliki klorofil. Lumut yang sudah matang tersebut akhirnya melakukan perkawinan dimana anteredium dan arkegonium bersatu lalu terjadi fertilisasi yaitu spermatozoid(jantan) dan ovum(betina) bertemu. Setelah itu spermatozoid menuju ovum dan akhirnya terbentuklah lumut baru yaitu lumut sporofit.


Fase Sporofit
setelah lumut baru terbentuk dari fase gametofit lumut sporofit mulai tumbuh. setelah itu terbentuk beberapa organel sporongium. Yang terakhir adalah sporangium(kotak spora) telah memproduksi spora yang akan disebarkan oleh gigi peristom. Kemudian spora yang berhasil disebarkan akan tumbuh menjadi lumut gametofit jika kondisi lingkungan memungkinkan. Fase gametofit merupakan fase yang dominan di metagenesis lumut.
lumut-giliran
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
Klasifikasi lumut
1. Lumut Daun / Musci (Bryopsida)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
a. berklorofil
b. sering disebut dengan lumut sejati
c. Bentuk tubuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, yang terdiri atas akar (rhizoid), batang, dan daun kecil
d. Habitat umumnya ditempat lembab, dan sering ditemukan di daerah bebatuan ataupun tembok rumah
e. Kehidupannya bergantung pada gametofitnya.
Beberapa contoh dari Lumut Daun, yaitu ; Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, Sphagnum innundatum, dan Leucobryum glaucum    
Polytrichum commune 
Data hasil pengamatan:
Liena with... 027.jpg                      
2. Lumut Hati (Hepaticopsida)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Tubuh berupa talus dan terbagi atas dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati
b. Reproduksi secara aseksual menggunakan gemma cups (sel gemma)
c. Dalam sporangium terdapat elatera
d. Gametofit membentuk anteridium dan arkegonium menyerupai payung
Beberapa contoh dari Lumut Hati, yakni : Marchantia polymorpha, Porella cordaeana, Ricciocarpus nutans, Lunuria sp.
b) Marchantia polymorpha
3. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Bentuk tubuh berupa talus
b. Memiliki bentuk sporofit dengan kapsul yang tumbuh memanjang seperti tanduk
c. Selnya hanya memiliki satu kloroplas (berkloroplas tunggal)
d. Bentuk tubuh bagian bawah menyerupai lumut hati
Contoh dari Lumut Tanduk (Anthocerotopsida), yakni  Anthoceros laevis
c) Anthoceros laevis
Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Manfaat tumbuhan lumut
Dalam kehidupan, tumbuhan lumut juga memiliki manfaat, di
antaranya adalah:
a. Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan
perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati
oleh tumbuhan yang lain.
b. Lumut dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir.
c. Lumut jenis Marchantia polymorpha (Lumut Hati) dapat digunakan sebagai obat
radang hati.
d. Lumut Sphagnum (Lumut Daun) dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas
untuk industri tekstil.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...