BUMI DAN ISINYA (ATMOSFER DAN ANGKASA)
I. PENDAHULUAN
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (QS Al-fatihah ayat 1).”
Memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti belajar, mengajar, makan, minum dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri (QS. An-Nahl ayat 49).”
Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, baik daratan, lautan, angkasa dan lain sebagainya untuk bukti kekuasaannya. Sebagai makhluk yang bersyukur sepatutnya untuk menjaga dan melestarikannya dengan sebaik-baiknya. Pada makalah ini kami mencoba memaparkan atmosfer dan ruang angkasa sebagi bukti kekuasaan Allah SWT. Dan tinjaunnya dari sudut pandang islam dan Al-Qur’an.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimanakah lapisan Atmosfer Bumi dan apa saja lapsisan-lapisannya?
B. Bagaimanakah tinjauan Atmosfer dalam Al-Qur’an?
C. Apa yang dimaksud Angkasa?
D. Bagaimanakah tinjauan Angkasa dalam al-Qur’an?
III. PEMBAHASAN
A. Atmosfer
1. Pengertian Atmosfer Bumi
Atmosfer bumi adalah lapisan udara yang mengelilingi atau menyelubungi bumi yang bersama-sama dengan bumi melakukan rotasi dan berevolusi mengelilingi matahari.[1] Lapisan atmosfer merupakan campuran dari berbagai unsur. Unsur yang paling utama adalah Nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, Oksigen (O2) sebanyak 20,95%, Argon (Ar) sebanyak 0,95%, dan Karbondioksida (CO2) sebanyak 0,034%. Unsur-unsur lain, seperti Neon (Ne), Helium (He), Ozon (O3), Hidrogen (H2), Krypton (Kr), Metana (CH4), dan Xenon (Xe).[2]
2. Lapisan-lapisan Atmosfer Bumi
Lapisan atmosfer bumi terbagi atas lima lapisan, yaitu sebagai berikut:[3]
a. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan paling bawah dari atmosfer di atas permukaan bumi, yaitu berada pada ketinggian 0 km sampai dengan 10 km di atas permukaan bumi. Memiliki ketebalan yang berbeda-beda pada setiap tempat. Lapisan ini memiliki sifat yang khas yaitu setiap kenaikan 100 m suhu udara akan turun 0,5o C sampai 0,64o C, sebaliknyan jika turun 100 m maka suhu akan naik 0,5o C sampai 0,6o C.
Pada lapisan ini terjadi proses pembentukan gejala awan, hujan, dan angin. Pada lapisan ini terdapat kandungan oksigen dan nitrogen yang sangat banyak untuk kelangsungan hidup makhluk di bumi. Antara troposfer dan stratosfer terdapat lapisan peralihan yang disebut tropopouse.
b. Stratosfer
Lapisan ini berada pada pada ketinggian15-55 km. Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon. Pada lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, awan ataupun debu atmosfer, dan biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin jet terbang berada pada lapisan ini. Antara stratosfer dan mesosfer terdapat lapisan yang disebut stratopouse.
c. Mesosfer
Lapisan ini berada pada ketinggian 50-80 km, pada lapisan ini meteor terbakar dan terurai, sehingga tidak sampai ke permukaan bumi. Lapisan ini berfungsi untuk memantulkan gelombang radio dan televisi (gelombang VHF dan UHF), sehingga kita dapat menikmati siaran radio dan televisi. Antara mesosfer dan termosfer terdapat lapisan yang disebut mesopause.
d. Termosfer
Lapisan ini berada pada ketinggian 80 km di atas permukaan bumi. Pada lapisan ini suhu mencapai 1500o C.
Lapisan bagian bawah dari termosfer ini disebut ionosfer (ketinggian antara 80-450 km), pada lapisan ini terjadi ionisasi yang menyebabkan terkumpulnya proton dan elektron.
e. Eksosfer
Pada lapisan ini suhu bisa mencapai 2.200o C. Lapisan ini adalah lapisan terluar dari atmosfer sehingga oksigen yang ada semakin tipis.
3. Manfaat Atmosfer bagi Kehidupan
Manfaat atmosfer sangatlah penting bagi kehidupan makhluk hidup di seluruh permukaan bumi antara lain:
a. Sebagai pelindung bumi dari benturan benda-benda luar angkasa.
b. Sebagai lapisan penyerap sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari.
c. Sebagai mantel bumi dan makhluk hidup dari suhu dingin di luar angkasa
d. Sebagai penghasil oksigen dan karbondioksida yang bermanfaat bagi kehidupan.
e. Sebagai lapisan pemantul gelombang radio yang dipancarkan dari bumi.[4]
B. Tinjauan Atmosfer dalam Al-Qur’an
Bumi memiliki semua sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, fungsi atmosfer juga telah diterangkan Allah dalam Qs Al-Anbiyaa’ : 32
Artinya: Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya(QS. Al-An-Biyaa:32).
Dari ayat al-qur’an diatas diketahui bahwa kata as-sama’a diartikan dengan langit. Jika dikhususkan kata ini diartikan oleh para ahli tafsir sebagai atmosfer dimana hujan turun membasahi bumi. Sehingga dari kata atap yang terpelihara dapat diketahui bahwa atmosfer berfungsi sebagai pelindung.
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20. Atmosfer yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfer mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfer juga menyaring sinar-sinar luar angkasa yang membahayakan makhluk kehidupan. Menariknya, atmosfer hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna. Seperti cahaya tampak, sinar ultra violet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar uv tepi yang hanya sebagiannya menembus atmosfer, sangat penting bagi fotosintesis tumbuhan dan bagi kelangsungan makhluk hidup. Sebagian besar sinar uv kuat yang dipancarkan oleh matahari ditahan oleh lapisan ozon dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum uv yang mencapai bumi.
Atmosfer juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku di ruang angkasa sekitar 270 derajat celcius dibawah nol. Singkatnya, sebuah sistem yang sempurna bekerja di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuan baru mengetahuinya sekarang, sementara abad-abaad lampau, kita telah diberitahu dalam Al-qur’an tentang atmosfer bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.[5]
Selain itu, dijelaskan pula dalam Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (QS. At-Tariq :86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan. Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa. Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh. Sifat lapisan-lapisan atmosfer di atas yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.[6]
C. Angkasa
1. Pengertian Angkasa
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata angkasa berarti : awang-awang; lapisan udara yang melingkupi bumi,ketinggian sekitar 300 KM diatas bumi.[7]
Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial".
Karena atmosfer bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Menurut Federation Aeronautique Internationale ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan, merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Batasan menuju angkasa, yaitu:
a. 4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
b. 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer bumi berada di bawah ketinggian ini
c. 16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
e. 20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
f. 24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
l. Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).
2. Angkasa tidak sama dengan orbit
Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.[8]
3. Benda luar angkasa.
Benda luar angkasa yang terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang surut air laut di bumi, tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode orbit dan rotasi Bulan sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.
Matahari adalah satu di antara beragam bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan Matahari 5.800o K), seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan. Ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak memancar-kan cahaya merah dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.[9]
D. Tinjauan Angkasa dalam Al-Qur’an
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al-Quran, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbitnya atau garis edarnya masing-masing.
uqèdur “Ï%©!$# t,n=y{ Ÿ@ø‹©9$# u‘$pk¨]9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( @@ä. ’Îû ;7n=sù tbqßst7ó¡o„ ÇÌÌÈ
“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiyaa:ayat33).
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
ߧôJ¤±9$#ur “ÌøgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ãƒÏ‰ø)s? Í“ƒÍ•yèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (QS. Yaasin ayat 38).
Dari kedua ayat diatas dijelaskan bahwa benda-benda di luar angkasa seperti matahari, planet-planet, bintang dan sebagainya itu beredar pada garis edarnya masing-masing. Karena jika tidak pada lintasan masing-masing akan terjadi tabrakan antara mereka. Inilah bukti dari kekuasaanNYA. Dipertegas ayat dibawah ini:
Ÿw ߧôJ¤±9$# ÓÈöt7.^tƒ !$olm; br& x8Í‘ô‰è? tyJs)ø9$# Ÿwur ã@ø‹©9$# ß,Î/$y™ Í‘$pk¨]9$# 4 @@ä.ur ’Îû ;7n=sù šcqßst7ó¡o„ ÇÍÉÈ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (QS. Yaasin ayat 40).
Bumi berputar pada porosnya yang salah satu dari akibat perputaran itu yaitu pergantian siang dan malam. Agar mendisiplinkan manusia yaitu pagi untuk bekerja dan malam untuk istirahat. Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Quran ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu kilometer per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, Semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana. Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, seperti komet Halley juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama- sama dengan benda-benda langit lainnya.
Ayat dalam Al-Qur’an yang mengatakan tentang keadaan Luar Angkasa, QS Ar Rahman : 33
يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَـٰنٍ
“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi, maka kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan” (33)
Bila kita artikan dari ayat tersebut di atas, Allah memberikan suatu ‘tantangan’ kepada para Jin dan Manusia untuk menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi (Luar Angkasa), namun tidak akan dapat menembusnya melainkan harus dengan kekuatan yang besar .
Kata As-samawat dalam ayat diatas ditafsirkan sebagai planet-planet yang bersamaan wujud dan rupanya dengan bumi.
Kebenaran dari ayat Al Qur’an tersebut baru dapat dibuktikan pada abad ke 20, atau sekitar 15 abad setelah Al Qur’an diturunkan, yaitu salah satunya dengan telah berhasilnya manusia menginjakan kakinya pertama kali di Bulan, pada tanggal 20 July 1969, dengan menggunakan suatu Rocket – Apollo 11.
Bagaimana hal itu terjadi secara “sunatullah” atau ilmu pengetahuan alam (science) ? Secara garis besar dapat dijelaskan sbb:
Jarak dari Bumi ke Bulan bila ditarik tegak lurus, jaraknya bervariasi karena lintasan Bulan mengelilingi Bumi adalah berupa ellips,
Jarak terdekat = 221.463 miles = 356.623 km
Jarak terjauh = 238.857 miles = 385.633 km
Untuk supaya bisa sampai ke Bulan, rocket yang diluncurkan dari Bumi harus berupaya melawan gaya graviatasi bumi dan lintasannya harus “berlawanan” dengan arah perputaran bumi, sehingga nantinya akan terpental semakin lama semakin jauh meninggalkan permukaan bumi (menggunakan rocket pendorong stage 1 + stage 2).
Setelah rocket tersebut keluar dari “Orbit Bumi” (LEO: Low Earth Orbit), maka gaya gravitasinya akan semakin berkurang, sehingga rocket pendorongnya cukup hanya menggunakan Stage 3. 3 ruas tingkatan (stages) dengan daya dorong sbb:
b. Thrust 7,648,000 pounds-force (34,020,000 N)
c. Specific impulse 263 sec (2580 N-s/kg)
b. Thrust 1,000,000 pounds-force (4,400,000 N)
c. Specific impulse 421 sec (4130 N-s/kg)
3. Third Stage – S-IVB
b. Thrust 225,000 pounds-force (1,000,000 N)
c. Specific impulse 421 sec (4130 N-s/kg)
d. Burn time 165 + 335 seconds (2 burns)
Untuk dapat mendarat ke Bulan, rocket tersebut harus mengikuti arah perputaran Bulan, supaya semakin lama semakin mendekat. Untuk pendaratan ke Bulan dari dalam rocket tersebut dikeluarkan pesawat untuk pendaratan yang diberinama Lunar Module (LM).[10] Dari fakta di atas terlihat bahwa terdapat suatu pembuktian adanya angkasa.
IV. KESIMPULAN
Atmosfer bumi adalah lapisan udara yang mengelilingi atau menyelubungi bumi yang bersama-sama dengan bumi melakukan rotasi dan berevolusi mengelilingi matahari dan terdiri dari campuran dari berbagai unsur. Lapisan ini memiliki lima lapisan yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer. Masing- masing lapisan ini memilik karakteristik sendiri-sendiri sesuai dengan tingkatannya. Salah satu manfaat atmosfer ini adalah sebagai pelindung bumi.
Sedangkan luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa) merupakan bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer bumi. Benda – benda luar angkasa diciptakan oleh Allah dengan menempati sesuai orbitnya, sehingga mereka berjalan dengan suatu keteraturan tanpa saling bertabrakan.
Fenomena-fenomena yang terdapat dalam atmosfer bumi dan lapisan-lapisannya maupun luar angkasa ternyata sebenarnya telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-qur’an. Sehingga semua peristiwa-peristiwa alam yang diamati dan ditemukan oleh para ilmuan sebenarnya telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-qur’an. Namun tidak semua gejala-gejala alam itu dijelaskan secara tersurat, akan tetapi terkadang membutuhkan pemaknaan yang lebih untuk mengetahuinya.
Penjelasan diatas memberikan himbauan kepada kita yang hidup di dunia ini agar senantiasa bersyukur karena adanya atmosfer yang melindungi bumi dari benda-benda luar angkasa yang akan jatuh. Mengingatkan juga akan kekuasaan Allah yang Maha dahsyat-Nya dengan apa yang diciptakan tanpa kekurangan apapun, sehingga menjadikan kita semakin bertaqwa.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif selalu kami nantikan demi kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2009. Geografi 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Hartono. 2009. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Kusmadi, Heri Muryanto. 2006. Target IPS Terpadu kelas VII semester genap. Surakarta: CV Surya Badra
http//kamus besar bahasa indonesia/
[2] Hartono, Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X SMA/MA, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 88.
[3] Danang Endarto, Geografi 1 Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm.
[4] Heri Muryanto Kusmadi, Target IPS Terpadu kelas VII semester genap, (Surakarta: CV Surya Badra, 2006), hlm. 18.
[7] http//kamus besar bahasa indonesia/
http://amy-ora-mudeng.blogspot.com/2012/03/bumi-dan-isinya-atmosfer-dan-angkasa.html
0 komentar:
Posting Komentar