Pages

Rabu, Juli 25, 2012

jaringan tumbuhan

 

JARINGAN TUMBUHAN

1.      JARINGAN TUMBUHAN

Jaringan Merupakan sekelompok sel dengan ciri yang serupa dalam hal bentuk, fungsi, maupun sifat-sifatnya. Berdasarkan kemampuannya membelah, jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jarigan meristem dan jaringan permanen.

  1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem atau jaringan muda merupakan jaringan yang terdiri dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Ciri-ciri sel meristem yaitu ukuran selnya kecil, berdinding tipis, mempunyai nuklleus yang relatif besar, vakuola yang berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma, serta selnya berbentuk kuboid atau prismatis.
Ada bagian meristem yang tetap mempertahankan sifat meristem (sebagai jaringan muda yang selamamnya) sehingga menjadi bagian yanng berbeda. Sementara itu, pada waktu yangf bersamaan bagian meristem yang lain menambah sel-sel baru ke bagian lain tumbuhan. Pada setiap meristem ada sel-sel tertentu yang membelah diri sedemikian rupa. Hal tersebut menyebabkan pada tiap pembelahan, salah satu sel anakan (pemula) tetap berupa meristem, sedangkan sel anakan lain akan menggalami modifikasi. Sel anakan yangmengalami modifikasi lambt laun keluar dari meristem dan akhirnya menjasi sebuah atau sekelompok sel yang berada di dalam bagain utama tumbuhan.
 Berdasarkan asal pembentukannya, jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder.
a)      Promeristem
Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio
b)     Meristem primer
Meristem primer adalah jaringan meristem yang ditemukan pada tumbuhan dewasa dan masih membelah diri. Ditemukan pada ujung batang dan ujung akar yang mengakibatkan bertambah tinggi. Sel-sel meristem primer bagia apikal (daerah yang paling ujung) atau sesebut juga meristem apikal, tumbuh memanjang (vertikal) sehingga memungkinkan akar dan batang tumbuh memanjang.

c)      Meristem sekunder
Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer. Contoh jaringan meristem sekunder adalah kambium. Kambium merupakan lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat di antara xelem dan floem. Kambium menytebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil dan gimnospermae. Kambium tumbuh ke arah luar membentuk kulit batang dan ke arah dalam membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, kambium yang tumbuh ke arah dalam lebih aktif dibandingkan dengan kambium yang tumbuh ke arah luar. Hal ini menyebabkan kulit lebih tipis dibandingkan dengan kayu.
Kambium terletak bersama jaringan pembuluh pengangkut sehingga kambium disebut juga dengan kambium pembuluh ( kambium vaskuler). Kambium pembuluh berbentuk silindris. Selain itu ada juga kambium yang membentuk kambium gabus (felogen). Kambium gabus (kambium felogen) merupakan kambium yang menghasilkan jaringan gabus. Kammbium ini terletak di bawah epidermis batang dan epidermis akar tua.

Menurut letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal, interkalar, dan lateral.

(a)   Meristem Apikal
Meristem apikal atau meristem ujung merupakan meristem yang selalu terdapat di ujung tiap akar dan batang tumbuhan. Meristem apikal selalu menghasilkan pemanjangan akar dan batang tumbuhan. Dalam proses pemanjangan meristem apikal, akan dihasilakan tunas apikal yang akan berkembang menjadi cabang samping, daun, dan bunga. Pertumbuhan yang diwali oleh meristem apikal dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.



























(b)   Meristem Interkalar
Meristem interkalar atau meristem antara merupakan meristem yang terletak di antara jaringan meristem primer dewasa. Sebenarnya, jaringan meristem interkalar merupakan bagian meristem apikal yang terpisah dari bagian utama meristem apikal dan tertinggal ketika meristem tersebut tumbuh. Meristem interkalar dapat tetap tumbuh aktif, tetapi dalam waktu yang lama setelah sel-sel di ruas atas dewasa sepenuhnya. Pertumbuhan sel yang di lakukan meristem interkalar menyebabkan munculnya bunga. Jaringan-jaringan yang terbentuk oleh jaringan meristem interkalar serupa dengan jaringan meristem apikal, sehingga digolongkan juga ke dalam jaringan primer. Contoh bagian tumbuhan yang memiliki meristem imterkalar adalah batang rumput-rumputan (graminae).
(c)    Meristem Lateral
Meristem lateral atau meristem samping merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan proses penebalan pada akar dan batang tumbuhan, misalnya pembesaran pada akar dan batang. Meristem lateral disebut juga kambium. Kambium muncul dari dalam jaringan meriste  yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan sekunder.
Ada dua kambium yang dapat berkembang tumbuhan dalam membentuk pertumbuhan sekunder, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen). Kambium vaskuler berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder., sedangkan kambium gabus (felogen) menghasilkan lapisan pelindung yang disebut periderm. Lapisan periderm ini terbentuk di bagian luar akar atau batang yang membesar ketika lapisan epidermis rusak karena ketebalannya bertambah sebagai akibat aktivitas kambium vaskuler.
Untuk lebih jelasnya materi dapat di lihat pada BIOLOGI SMA yang di terbitkan oleh ESIS (2004)

  1. Jaringan Permanen
Jaringan permanen adalah jaringan yang sersifat non meristematik, yaitu tidak tidak tumbuh dan berkembang lagi. Jaringan ini di bentuk dari proses deferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder. Jaringan permanen tumbuhan juga merupakan jaringan terspesialisasi. Spesiaslisasi tumbuhan merupakan pengkhususan sel-sel tumbuhan untuk endukung fungsi sel tertentu. Jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong ( yang terdiri kolnkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (xilem dan floem), serta jaringan gabus.
Menurut fungsinya jaringan permanen dapat di bedakan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut
a)      Jaringan Epidermis

Selapis jaringan epidermis
 
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak terluar pada setiap organ tumbuhan, yaotu akar, batang, dan daun. Jaringa pidermis berfungsi sebagai pelindung organ dalam tumbuhan.  Fungsi khusus jarigan epidermis adalah sebagai pelindung terhadap hilangnya air akibat penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, an hilangnya zat-zat makanan.
Ciri epidermis pada tumbuhan umumnya terdiri dari sel hidup, berbentuk segi panjang, sel-selnya rapat dan tidak memiliki ruang antar sel,tidak memiliki klorofil, dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis, dan mampu membentuk derivat jaringan epidermis. Selain itu jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi menjasi stomata, trikomata, spina, velamen, sel kipas, dan sel kersik.

·         Stomata

Stomata yang terdapat pada epidermis
 
Stomata atau mulut daun merupakan celah pada jaringan epidermis yang di batasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga berisi kloroplas dan mempunyai bentuk yang berlainan dengan sel epidermis sebagai sel asalnya. Stomata berfungsi sebagai jalan masuk CO2 dari udara dan keluarnya O2 pada waktu fotosintesis di siang hari, jalannya penguapa (transpirasi), serta jalan pernafasan.
·         Trikomata
Trikomata merupakan modifikasi jaringan epidermis berupa rambut- rambut. Trikomata terdapat hampir pada setiap organ tumbuhan, misalnya pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Oleh karena itu ada istilah rambut akar, rambut batang, rambut daun, rambut bunga, dan lain-lain. Trikomata dibedakan menjadi trikomata non-granduler dan granduler. Trikomata non-granduler  berupa rambut pelindung yang selnya tidak mengeluarkan zat sekretoris. Sebaliknya trikomata galnduler berupa rambut pelindung yang selnya mengeluarkan zat sekretpris.
Trikomata mempunyai fungsi antara lain mengurangi penguapan, meneruskan rangsangan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, membantu penyebaran biji, membantu perkecambahan biji, membantu penyerbukan bunga, dan alat untuk memanjat.


·         Spina
Spina atau duri merupakan alat tambahan pada epidermis sel tumbuhan di bagian batang. Spina dibedakan menjadi dua, yaitu spina palsu (emergensia) dan spina asli. Spina palsu merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan bawah epidermis, yaitu pada bagian korteks batang. Spina palsu contohnya duri pada batang mawar. Spina asli merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan dari dalam stele batang. Spina asli contohnya pada bunga bougainvilea.
·         Velamen
Velamen merupakan lapisan sel mati bagian dalam jarigan epidermis pada akar gantung tumbuhan anggrek. Velamen beserta epidermis dapat disebut epidermis ganda (multiple epidermis). Velamen berfungsi sebagai alat penyimpanan air.
·         Sel kipas
Sel kipas disebut juga sebagai motor cell atau bulliform cell. Sel kipas merupakan alat tambahan pada epidermis bagian atas daun, terutama pada tumbuhan famili Graminae, misalnya bambu, rumput teki, dan lain-lain. Sel kipas tersusun oleh beberapa yang berukuran lebih besar dari pada sel-sel epidermis. Sel kipas berfungsi sebagai penyimpan air. Bila terjadi penguapan yang relatif besar, sel kipas akan mengempis sehingga daun akan menggulung dan mengurangi penguapan lebih lanjut.
·         Sel kersik
Sel kersik merupakan sel epedermis yang berisi kristal kersik (silika/SiO2). Oleh sebab itu, sel kersik di sebut juga sel silika. Sel-sel kersik terutama terdapat pada Grimineae. Pada batang tumbuhan Grimineae misalnya tebu, adanya sel kersik menyebabkan permukaan batang tebu menjadi keras.
b)     Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang di temukan pada hampir semua bagian (organ) tumbuhan. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena:
·         Menyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, dan buah
·         Terdapat di antara jaringan lain, misalnya xilem dan floem
·         Dapat dijumpai sebagai selubung berkas pengangkut.
Jaringan parenkim dapat dibedakan denga jaringan lain karena mempunyai ciri-ciri, yaitu sel-selnya merupakan sel hidup yang berukuran besar dan tipis , serta umumnya berbentuk segi enam; memiliki banyak vakuola; letak inti sel mendekati dasar sel; mampu bersifat embrional atau meristematis karena dapat membelah diri; dan memiliki ruang antar sel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat. Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dikelompokkan menjadi bebagai jenis parenkim, yaitu sebagai berikut.
*      Parenkim asimilasi merupakan tempat pembuatan zat-zat makanan melalui proses fotosintesis. Contohnya tumbuhan yang memiliki kloroplas.
*      Parenkim penimbun merupakan jaringan parenkim yang dapat menyimpan cadangan makanan karena memiliki vakuola yang besar. Contohnya pada tumbuhan berumbi.
*      Parenkim air merupakan jaringan parenkim yang dapat menyimpan air. Misalnya pada tumbuhan xerofit, yaitu kaktus (Opuntia Vulgaris) mempunyai sel yang besar yang berdinding tipis dengan vakuola besar di tengah yang berisi air.
*      Parenkim pengangkut merupakan jaringan parenkim yang terdapat di sekitar xilem yang mengangkut air dan unsur hara, serta di sekitar floem yang mengedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis.
*      Parenkim penyimpan udara (aerenkim) merupakan jaringan parenkim yang dapat menyimpan udara karena adanya ruang antar sel yang besar. Pada tumbuhan air, ruang antar sel yang besar merupakan satu-satunya tempat akumulasi udara.
*      Parenkim penutup luka merupakan jaringan perenkim yang mempunyai daya regenerasi (pemulihan diri) dengan cara menjadi embrional (meristematik) kembali. Parenkim ini dapat bersifat meristematis kembali dengan cara membelah diri membentuk sel-sel atau jaringan perenkim yang baru. Parenkim penutup luka ini disebut juga kambium gabus.


c)      Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau jaringan mekanik merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan ini disebut juga jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan dan kuat, juga karena sel-selnya telah mengalami spesialisasi. Fungsi jaringa penyokong antara lain menguatkan tegaknya batang dan daun  (termasuk penguat terhadap gangguan mekanik), melindungi biji atau embrio, memperkuat jaringan parenkim yang menyimpan udara, serta melindungi berkas pengangkut (vaskuler). Jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
·         Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkimmerupakan jaringan hidup yang memiliki banyak sifat jaringan parenkim dan secara struktural dapat dianggap sebagai jaringan parenkim khususyang menunjang organ muda pada tumbuhan. Bila parenkim dan kolenkim terletak berdampingan, keduanya akan berbaur menjadibentuk transisi. Kemiripan antara kolenkim dengan parenkim juga ditunjukkan oleh sering terdapatnya kloroplas pada kolenkim dan kemampuan kolenkim untuk melanjutkan aktivitas meristem. Kolenkim terdapat langsung di bawah atau dekat permukaan batang muda dan tangkai daun muda, namun jarang ditemukkan pada akar. Sel-sel kolenkim memanjang ke arah poros panjang organ tempatnya berada ditandai oleh adanya sel primer yang berdinding sel tebal dan tidak berlignin (tidak memiliki zat kayu).
Walaupun demikian, penebalan dindingnya tidak merata pada seluruh permukaan dinding dalam sel, melainkan menebal pada sudut-sudut sel. Dinding selulosa yang tebal pada kolenkim menyebabkan suatu organ tumbuhan memiliki sifat kelenturan. Oleh karena itu, kolenkim baik sekali untuk menopang organ yang aktif tumbuh karena sel-selnya dapat merangsang untuk menyesuiakan diri dengan perpanjangan organ.

·         Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada organ tumbuhan yang telah dewasa, sel-sel sklerenkim memiliki dinding sel yang tebal biasanya berlignin (memiliki zat kayu) dan protoplasmanya mati atau tidak aktif setelah dewasa. Sklerenkim merupakan jaringan sangat bervariasi namun dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar, yaitu serabut sklerenkim dan sklereid.
*      Serabut sklerenkim merupakan sel-sel yang memanjang dan sempit yang berujung runcing. Sel-sel ini biasanya berkumpulnya menjadi jalur yang panjang, sementara ujung-ujungnya yang runcing bertumpang tindih dan menyatu dengan kuat. Serabut sklerenkim terdapat pada sebagian besar bagian tumbuhan berdasarkan letaknya serabut sklerenkim digolongkan menjadi dua, yaitu serabut  xiler dan serabut extraxiler. Serabut xiler merupakan serabut sklerenkim yang terdapat pada jaringan xilem. Serabut xiler merupkan komponen pokok penyusun kayu. Serabut extraxiler merupakan serabut sklerenkim yang terletak di luar serabut xiler. Serabut extraxiler sering digunakan untuk membuat tali tambuang, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
*      Sklereid merupakan sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat atau bervariasi, atau berdinding keras yang tahan akan tekanan. Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil diantara sel-sel lain, misalnya butiran pada daging buah jambu biji. dapat juga sebagai suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras.

d)     Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau berkas vakuler atau fasis merupakan jaringan yang mengangkut air dan unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian tumbuhan ke bagian lain tumbuhan. Berdasarka fungsinya jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis).

·         Xilem atau pembuluh kayu merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Xilem tersusun dari parenkim xilem dan serabut xiler seperti yang telah diuraikan sebelumnya, serta trakeid  dan komponen pembuluh.
*      Trakeid adalah sel tumbuhan yang dindingnya mengalami lignifikasi (penebalan oleh senyawa lignin) dan sel-selnya akan mati setealah dewasa. Trakeid merupakan komponen penyusun berkas vakuler yang berbentuk lancip dan dan panjang, serta memiliki dinding sel yang berlubang-lubang atau yang disebut pit. Trakeid mempunyai dua fungsi sebagai unsur penyokong dan pengangkut air.
*      Komponen pembuluh merupakan sel-sel silinder yang mati setelah dewasa, dengan bagian ujungnya saling bersatu membentuk sebuah tabung pengangkut air bersel banyak. Dinding ujung dan samping komponen pembuluh ini berlubang-lubang yang merupakan tempat air lewat dengan bebas dari sel satu ke sel yang lain. Oleh karena itu, bentuk pembuluh bukanlah sederetan sel yang saling bertindihan, tetapi suatu tabung yang struktrunya mirip sebuah talang. Komponen pembuluh umunya pendek dan lebih lebar daripada trakeid, namun dinding sel sekundernya berlignin seperti pada trakeid. Komponen pembuluh mencakup berbagai tipe, diantaranya tipe lebar dengan papan perforasi sederhana dan tipe sempit dengan papan perforasi skalariform.
·         Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Jaringan floem tersusun dari sel-sel yang berbentuk piramid. Seperti halnya xilem, flloem jug memiliki parenkim floem dan serabut floem. Parenkim floem memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan berperan sebagai sekat pemisah antara floem yang satu dengan yang lain. Serabut floem merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi untuk memperkuat jaringan pembuluh. Selain itu, flolem disirikan dengan adanya komponen pembuluh tapis dan sel pengiring.
Komponen pembuluh tapis merupakan sel-selmemanjang yang ujungnya membentuk suatu pembuluh. Komponen pembuluih tapis terdiri dari sel-sel yang hanya berfungsi selama sel-sel tersebut hidup. Sel pengiring merupakan sel berukuran lebih kecil dibandingkan sel penyusun komponen pembuluh tapis. Sel pengiring berperan untuk memberi makanan sel-sel penyusun komponen pembuluh tapis yang masih hidup. Sel pengiring hanya terdapat pada angiospermae.

            Tipe pembuluh angkut yang dibentuk oleh xielm dan floem berupa ikatan pembuluh angkut kolateral dan ikatan pembuluh radial.
·         Ikatan pembuluh kolateral merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terbentuk dari xilem dan floem yang letaknya bersebelahan. Xilem berada di bagian dalam dan floem di luar. Tipe ini di bagi menjai dua kelompok, yaitu kolateral terbuka apabila antara xilem da floem terdapat kambium, contohnya pada batang tumbuhan dikotil. Sebaliknya kolateral tertutup apabila antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium, contohnya pada batang tumbuhan monokotil.
·         Ikatan pembuluh radial merupakan ikatan pembuluh angkut yang terdiri dari xilem dan floem membentuk cincin silindris. Tipe ini dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu amfikribal dan amfivasal. Pada tipe amfikribal xilem berada di tengah dan dikelilingi oleh floem, misalnya pada tumbuhan paku. Sebaliknya tipe amfivasal floem dikelilingi oeh xilem. Misalnya pada tumbuhan monokotil berkambium, yaitu Lilliaceae.
·         Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Pada sel-sel gabus yang telah mati, protoplasmanya sudah hilang dan diisi oleh udara. Sel gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain yang berada di bawahnya dari kekeringan dan gangguan mekanik. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus di bentuk oleh kambium gabus (felogen) yang terletak dibagian bawah epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam merupakan sel-sel hidup yang disebut feloderm. Feloderm dibentuk oleh sel-sel yang menyerupai sel-sel parenkim. Sebaliknya jaringan gabus yang di bentuk ke arah luar merupakan sel-sel mati yang disebut felem. Felem terdiri dari sel-sel yang berbentuk kotak, dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, dan bersifat impermeable (tidak tembus air).
Untuk lebih jelasnya dapat di akses pada www.E-Ducationnet.com



2.      SISTEM JARINGAN TUMBUHAN
Seperti halnya sel-sel tunggal yang menyusun diri menjadi berbagai tipe jaringan, demikian pula jaringan-jaringan tunggal menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang ada hubungannya dengan pengangkutan air dan makanan membentuk suatu sistem yang saling berhubungan dan meluas ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan ini menghubungkan sumber pengambilan air dan sumber sintesis makanan dengan daerah-daerah yang memerlukan untuk melakukan berbagai fungsi kehidupan, seperti pertumbuhan dan penyimpanan.
Jarigan jaringan sederhana (parenkin, sklerenkim, xilem, floem, dan lain-lain) bersatu membentuk kelompok besar yang disebut sistem jaringan. Sistem jaringan tumbuhan dikelompokkan menjadi sistem jaringan dermal, pembuluh, dan dasar.


A.    Sistem Jaringan Dermal

Sistem jaringan dermal membentuk pembungkus luar tumbuhan. Termasuk di dalamnya adalah epidermis dan periderm. Periderm merupakan jaringan pelindung yang menggantikan epidermis dekat permukaan batang dan akar yang mengalami penebalan sekunder. Jaringan dermal memiliki ciri khusus antara lain dinding-dindingnya terisi zat lilin, kitin, dan suberin yang ada hubungannya dengan letak bagian di luar tubuh.
B.     Sistem Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh terlibat dalam pengangkutan air dan makanan ke seluruh tubuh tumbuhan, dan terdiri dari dua macam, yaitu xilem dan floem. Adanya serabut pda kedua jaringan pembuluh ini terutama pada xilem menyebabkan xilem bertindak sebagai jaringan penyokong.
C.    Sistem Jaringan Dasar
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk bahan dasar yang menyelimuti jaringan pembuluh. Jaringan dasar utama tumbuhan adalah parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...