Lebah Madu dan Keajaiban Arsitektural Sarang Madu
Lebah menghasilkan madu lebih banyak daripada yang dibutuhkannya dan menyimpannya di sarang. Semua
orang sangat mengenal struktur heksagonal sarang lebah. Pernahkah Anda
bertanya-tanya mengapa sarang lebah berbentuk heksagonal, bukan
oktagonal atau pentagonal?
Para
ahli matematika yang mencari jawaban pertanyaan itu mencapai kesimpulan
menarik: "Heksagon adalah bentuk geometri paling tepat untuk penggunaan
maksimum suatu ruang."
Sel
berbentuk heksagonal membutuhkan jumlah lilin minimum, tetapi mampu
menyimpan madu dalam jumlah maksimum. Jadi, lebah menggunakan struktur
sarang yang paling tepat.
Metode
yang digunakan untuk membangunnya pun sangat menakjubkan: lebah-lebah
memulainya dari dua atau tiga tempat berbeda dan menjalin sarang-nya
secara serentak dengan dua atau tiga deretan. Meskipun memulai dari
tempat yang berbeda-beda, lebah yang jumlahnya banyak ini membuat
heksagon-heksagon identik, kemudian menjalinnya jadi satu dan bertemu di
tengah-tengah. Titik-titik sambungnya dipasang dengan begitu terampil
sehingga tidak ada tanda-tanda telah digabungkan.
Tegasnya, Allah, pencipta makhluk-makhluk kecil ini, "mengilhami" mereka dengan apa yang harus mereka kerjakan. Fakta ini dinyatakan dalam Al Quran 14 abad yang lalu:
"Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl, 16:68-69)
0 komentar:
Posting Komentar