![Daun dewi.jpg](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
ANATOMI TUMBUHAN
(AKAR)
![UM@.JPG](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Disusun:
1. Elis Nuryeni :10321311
2. Isnawati :103213
3. Henny Supri Yati : 10321323
4. Lina Marwati :10321331
BIOLOGI A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Akar merupakan tumbuhan yang paling dasar. Akar tumbuhan bertugas untuk mencari dan menyerap makanan dari dalam tanah. Makanan berupa zat cair dalam tanah disebut zat hara. Zat hara diserap oleh akar dan akan disalurkan ke daun oleh jaringan pengangkut yqang disebut xylem (pembuluh kayu).
Selain bertugas menyerap makann dari dalam tanah, akar berfungsi sebagai penguat tumbuhan yang menancap ke dalam tanah. Dengan akar menancap kokoh ke dalam tanah, maka tumbuhan dapat berdiri dengan kokoh pula di atas permukaan tanah. Pada beberapa jenis tumbuhan tertentu, akar juga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan. Akar adalah bagian utama dari tumbuhan berkarmus atau sudah memiliki pembuluh. Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar). Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Tudung akar berfungsi sebagai pelindung.
Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru, sel-sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan atau Zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat Zona differensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona differensiasi sel, sel-sel akar berkembangmenjaadi beberapa sel permanen, misalnya beberapa sel terdifferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim. Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara dan memperkokoh tumbuhan serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk:
1. Mengetahui struktur umum akar.
2. Menjelaskan tentang akar primer.
3. Menjelaskan tentang akar sekunder.
4. Mengetahui hubungan antara struktur akar dan fungsinya.
5. Mengetahui tentang adaptasi akar terhadap kondisi kering.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Struktur Umum Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan penyusun akar tumbuhan Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam, adalah:
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
2) Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringanjaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat. .Pada lapisan endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air. Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
4) Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas pengangkutan terdapat di antara stele.
Jaringan penyusun anatomi akar secara umum :
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin7kL3PExayWIS7dnAHomOjp8zO0hBFfVTLnXET3K03qwll-npXenjt0ZaXmyr7oL4izmjLMHMfx02tM1G9xuJmZ2A3bppHEZHt1sbpuhBphUJn0LV7aafzB0fd6ghFbF82-uzd8SoGgI/s1600/Struktur+jaringan+penyusun+akar+Dicotyledoneae+dan+Monocotyledoneae+yang+diamati+secara+melintang.gif](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan Monokotil yang diamati secara melintang.
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
II.2 Akar Primer
Pada tumbuhan (terutama dikotil) terdapat dua macam pertumbuhan yaitu pertumbuhan apikal dan pertumbuhan lateral. Pertumbuhan apikal disebut juga dengan pertumbuhan primer (ke atas: pucuk dan ke bawah: akar), Pertumbuhan akar primer disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar.
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung akar. Bagian penting embrionya adalah akar embrionik yaitu calon akar.
Daerah pertumbuhan pada akar berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah
a. Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan
Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi
Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya.
a. Daerah pembelahan
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
b. Daerah pemanjangan
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
c. Daerah diferensiasi
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
Pada jarak tertentu dari sel initial pucuk akar dapat dibedakan jaringan tudung akar, epidermis, korteks akar, dan silinder pusat.
Epidermis Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
Korteks Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.gif)
Endodermis Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
Pita Kaspari pada sel endodermis. Sel endodermis dengan penebalan gabus ini sulit ditembus oleh air.
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan :
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.jpg)
Mikoriza
Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya.
Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002) mengatakan bahwa mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.
Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji juga cocok untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik yang dapat mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa. Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung funsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman (Pujianto, 2001).
Atmaja (2001) mengatakan bahwa pertumbuhan Mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti:
1. Suhu
Suhu yang relatif tinggi akan meningkatka aktifitas cendawan. Untuk daerah tropika basah, hal ini menguntungkan. Proses perkecambahan pembentukkan MVA melalui tiga tahap yaitu perkecambahan spora di tanah, penetrasi hifa ke dalam sel akar dan perkembangan hifa didalam konteks akar.
2. Kadar air tanah
Untuk tanaman yang tumbuh didaerah kering, adanya MVA menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984dalam Pujianto, 2001). Adanya MVA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air tanaman inang.
3. pH tanah
Cendawan pada umumnya lebih tahan lebih tahan terhadap perubahan pH tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies cendawan MVA terhadap pH tanah berbeda-beda, karena pH tanah mempengaruhi perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan.
4. Bahan organik
Bahan organic merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting disamping air dan udara. Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organic didalam tanah
5. Cahaya dan ketersediaan hara
Bjorman dalam Gardemann (1983) dalam Atmaja (2001) menyimpukan bahwa dalam intensitas cahaya yang tinggi kekahatan sedang nitrogen atau fosfor akan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam akar sehingga membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi cendawan MVA.
6. Logam berat dan unsur lain
Beberapa spesies MVA diketahui mampu beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar spesies MVA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi.
7. Fungisida
Penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P.
Bintil Akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar diengan bakteri penambat nitrogen utara (Rhizobium) yang bermanfaat bagi tanaman. Bakteri memasuki akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri membentuk benang infeksi. Cara yang dilakukan ialah dengan menyelubungi seludang yang terdiri dari bahan seperti gum. Benang infeksi sangat cepat dalam menembus akar dan merangsang proliferasi sel (pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi yang menyerupai bakal akar cabang akan menjadi bintil. Di bagian abaksia, bintil mempertahankan daerah meristematik sedangkan di daerah adaksial akan terisi bakteri.
Di sekeliling jaringan bakteroid terdapat cabang berkas pembuluh yang berhubungan dengan silinder pembuluh akar, di mana setiap berkasnya memiliki seludang parenkim dan endodermis.
Pada beberapa spesies, sel seludang digunakan untuk membentuk dinding yang khas bagi sel yang berperan dalam angkutan jarak dekat, yakni sel transfer. Sifat tersebut menunjukkan adanya sistem angkut guna pertukaran zat hara di antara bakteri dan tanaman inang.
![biox05_12](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.jpg)
Diferensiasi Jaringan pada Akar
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan yang sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidak diperdulikan, karena akar itu tidak tampak, maka tidak dipikirkan.
Agak jauh dari promaristem apikal pada akar, dapat dibeda-bedakan epidermis, korteks, dan silinder vaskuler. Perisikel dapat pula diidentifikasi dekat maristem apikal. Karena tidak mungkin membedakan secara jelas antara maristem jaringan pembuluh dan maristem jaringan bukan pembuluh, maka belum jelas apakah perisikel itu berkembang dari prokambium atau dari maristem dasar. Sel-sel prokambium yang berdiferensiasi ke dalam unsur-unsur trakea segera dapat diperbedakan dari sel-sel yang akan membentuk unsur-unsur floem. Sel-sel yang disebut lebih dahulu itu membesar dan vakuolanya besar-besar, yang disebut kemudian mengalami banyak sekali pembelahan tanpa menjadi besar, sehingga menjadi amat kecil.
Tingkat pemunculan berbagai unsur trakea, dibandingkan dengan tingkat pematangan yang harus dijalani, sangat menarik. Sel-sel yang berkembang menjadi unsur-unsur metaxilem itu menjadi besar, bersama-sama dengan vakuola yang ada didalamnya, sebelun sel-sel tersebut berdiferensiasi kedalam unsur-unsur protoxilem, sedangkan tentu saja tingkat pematangan justru sebaliknya. Karena itu dimensi akhir unsur-unsur metaxilem jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran akhir. Hal ini terutama amat nyata pada protoxilem (Heimsch,1951).
Perkembangan ontogenik dari sistem pembuluh primer akar itu lebih sederhana dibanding dengan batang, karena diferensiasi sistem vaskuler pada batang itu berkaitan dengan perkembangan daun. Sistem pembuluh pada akar berkembang secara terpisah dari organ lateral dan prokambium berkembang secara akropetal sebagai kelanjutan tak terputus jaringan pembuluh pada bagian-bagian akar yang lebih matang. Diferensiasi dan pematangan xilem dan floem juga secara akropetal (Popham,1955) dan mengikuti proses pada prokambium. Dari penelitian yang amat cermat yang dilakukan sampai sekarang itu ternyata bahwa unsur-unsur protofloem menjadi matang lebih ke arah maristem apikal dibandingkan dengan unsur-unsur trakea yang pertama-tama. Dari sini tampaklah bahwa proses pematangan unsur protoxilem dan unsur protofloem itu juga lebih sederhana pada akar dari pada batang, dalam hal ini diferensiasi awal pada xilem yang dekat dengan promordium daun dalam dua arah. Pada umumnya diferensiasi jaringan akar dibelakang promaristem apikal dapat dirangkum sebagai berikut : pembelahan periklinal dalam korteks berhenti dekat tingkatan dengan unsur tipis menjadi matang; diluar daerah ini akar mengalami pemanjangan cepat, dan pematangan protoxilem biasanya hanya berlangsung pada saat proses pemanjangan hampir selesai; jalur caspari berkembang dalam sel-sel endodermis sebelum pematangan unsur-unsur protoxilem dan pada umumnya juga sebelum timbulnya rambut-rambut akar.
Akar Sekunder
Pertumbuhan lateral disebut juga pertumbuhan sekunder (ke samping atau menjadi lebih besar). Pertumbuhan akar sekunder disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yang dalam hal ini adalah sel-sel kambium. Oleh sebab itulah kenapa pada tumbuhan dikotil selain menjadi tinggi, batangnya juga menjadi besar karena aktivitas meristem lateral (kambium) tersebut.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
- Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.
- Selanjutnya parenkim akar yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun (Rhodiom) bentuk konsentris.
Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
Hubungan Antara Struktur Akar dan Fungsinya
Hubungan Antara Struktur Akar dan Penyerapan Air
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air digunakan dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya keluar dari daun sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular.
Pengangkutan ekstravaskular adalah pengangkutan di luar berkas pembuluh. Pengangkutan ini bergerak dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian yang letaknya lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh. Sementara itu, pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.
1. Proses Pengangkutan Ekstravaskular
Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas..
Pengangkutan ekstravaskular, à secara simplas (a) dan apoplas (b)
Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati endodermis sebab dalam sel-sel endodermis terdapat pita kaspari yang menghalangi air masuk ke dalam xilem. Pita kaspari ini terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena itu,apoplas dapat terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Air yang menuju endodermis ditranspor secara simplas melalui sel peresap.
Kebalikan dari transportasi apoplas adalah transportasi simplas. Transportasi simplas yaitu bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan. Pada sistem simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor aktif melalui plasmodesmata. Transportasi simplas dimulai dari sel-sel rambut akar ke sel-sel parenkim korteks yang berlapis-lapis, sel-sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu atau xilem.
Pengangkutan mineral melalui transpor aktif. Mineral mampu masuk ke dalam akar karena melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi.
2. Proses Pengangkutan Intravaskular
Pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh (xilem) dari akar menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan garam-garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesis dan transportasi. Transportasi pada trakea lebih cepat daripada transportasi pada trakeida.
Ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida merupakan satu-satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak mempunyai trakea misalnya pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka. Pengangkutan air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa teori sebagai berikut.
a. Teori vital
Teori vital menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana karena adanya sel-sel hidup, misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di sekitar xilem.
b. Teori Dixon Joly
Teori Dixon Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas karena tarikan dari atas, yaitu ketika daun melakukan transpirasi. Air selalu bergerak dari daerah basah ke daerah kering.
c. Teori tekanan akar
Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas karena adanya tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air dalam air tanah dengan cairan pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada malam hari dan dapat menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun tumbuhan (gutasi).
Pada dasarnya, pengangkutan air dan mineral dari tanah ke dalam tumbuhan melibatkan tiga proses sebagai berikut.
a. Proses osmosis.
b. Proses difusi.
c. Proses transpor aktif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah ke tubuh tumbuhan melalui lintasan tertentu.
Air yang diangkut xilem digunakan untuk fotosintesis dan sebagian mengalami transpirasi. Laju transpirasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah.
Struktur Akar Penyimpan
Pada semua akar primer senyawa cadangan terutama tepung disimpan dalam korteks yang pada sebagian besar tumbuhan relative tebal. Pada akar yang biasa dengan penebalan sekunder, senyawa cadangan disimpan dalam batang, yaitu pada parenkim sering juga dalam sklerenkim xylem sekunder dan floem sekunder. Ada tumbuhan yang mempunyai bagian tertentu dari system akar berkembang menjadi organ berdagig tebal dengan fungsi utama sebagai organ penyimpan,
Pada wortel, hipokotil dan akar tungganya berkembang menjadi tebal dengan perkembangan peridem dan korteks. Pada bit gula, hopokotil dan akarnya berdaging sebagai hasil penebalan sekunder yang menyimpan.
Akar Penyokong Tumbuhan
Akar merupakan bagian tumbuhan yang terdapat dalam tanah . adanya akar, tumbuhan dapat menetap disuatu tempat dan tidak berpindah. Dikotilidoneae mempunyai susunan akar bercabang sehingga memungkinkan tumbuhnya tumbuhan lebih kuat. Sementara akar serabut dan bulu akar yang banyak berfungsi untuk berpeganggan pada tanah
Akar Udara
Pada tumbuhan tropika seperti ficus, Rhizopora, Epifittropis Araceae dan Orchidaceae menghasilkan akar dari cabang atau batang yang terdapat bebas di udara. Apabila akar ini tumbuh kedalam tanah akan membantu sebagai akar penunjang. Apabila menempel ke objek padat akan menjadi akar panjat atau akar lekat. Anngrek tropis mempunyai akar yang menjulang bebas ke udara lembab. Akar udara menunjukan adaptasi khusus. Sel korteks sering berisi kloroplas dan aktif berfoto sintesis. akar udara mempunyai filament yaitu epidermis multi lepis yang berfungs menyimpan air
Akar Sebagai Organ Aeresi
System akar dari pohon yang tumbuh didaerah pantai berwal,yanglainnya selalu tergenang air dan kekurangan oksigen,menunjukan berbagai adaptasi terhadap habitat mereka. Akar udara yang pertumbuhannya geotrofi negatife disebut pneumatifor, dihasilkan dalam habitat rawa. Akar ini membantu untuk pertukaran gas.
Akar udara merupakan penonjolan atas akar mendatar yang dihasilakan oleh keaktifan cambium yang intensife. Bagaimanapun sebagian besar sel yang termasuk pembulu bertidak sebagai penampung udara.
Akar Papan atau Banir
Batangnya melingkar lebar dan menjulang tinggi, cabang dan rantingnya melebar luas dan daunnya menutup rapat langit serta akarnya menonjol di tanah. Sebagian besar pohon berukuran besar di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, akan memiliki banir atau akar papan. Banir merupakan struktur akar yang membentuk papan lebar di pangkal pohon.
Banir terbentuk karena tuntutan penyesuaian kondisi fisik pohon dan lingkungan. Saat batang pohon mulai membesar dan meninggi serta ranting dan daun makin lebat, maka penopang bagian bawah pohon harus makin kuat. Dengan banir, maka pangkal pohon mempuyai kekuatan lebih menopang bagian atas pohon hingga pohon tidak mudah tumbang.
Banir juga salah satu cara pohon memperluas jangkauan untuk bersaing memperoleh air dan nutrisi dalam tanah. Banyaknya jenis dan padatnya tumbuhan yang hidup di hutan menuntut persaingan memperoleh air dan nutrisi disamping kompetisi mendapatkan cahaya matahari. Banir yang tumbuh akan menguasai tanah sekitar pohon. Ketika banir tumbuh dan membesar, nutrisi dan air ada di sekitar permukaan tanah dengan mudah diserap. Dengan sosok banir yang besar dan lebar, tumbuhan lain juga akan tersingkir dan tidak mungkin bisa hidup di sekitar banir. Maka kita akan menyaksikan lantai hutan yang ada didekat pohon berbanir akan bersih dari tumbuhan.
Haustorium
Telah dilakukan penelitian mengenai perkembangan haustorium pada tumbuhan holoparasit Cuscuta australis yang bertujuan untuk mengetahui srtuktur dan perkembangan haustorium dari tumbuhan parasit tersebut. Untuk itu sampel daun dan batang tanaman inang Acalypha capilipes yang di-infeksi uscuta difiksasi dan diproses untuk pembuatan preparat awetan yang dapat diamati di bawah mikroskop ahaya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembentukan haustorium dimulai dengan pembesaran sel korteks dan epidermis melewati korteks hingga menapai ikatan pembuluh inang. Sebagian dari sel haustorium ini kemudian akan berdiferensiasi menjadi floam dan xilem yang pada satdium akhir pembentukan haustorium akan membentuk struktur seperti jembatan yang menghubungkan jaringan pembuluh parasit dengan jaringan pembuluh inang.
Dari sayatan seri tegak lurus batang inang dapat diamati bahwa lebih dari satu (sampai dengan 5) haustorium yang dibentuk, menembus secara radial disekeliling batang. Pada daun haustorium menembus sampai ke jaringan pembuluh melalui bagian atas dan bawah daun. Sifat parasitisme Cuscuta ternyata berlaku tidak hanya pada tanaman inang tetapi juga di antara tumbuhan parasit itu sendiri.
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image030.jpg)
Adaptasi Akar Pada Kondisi Kering
pada kondisi kering akar beradaptasi dengan membentuk kulit yang tebal, sklerefikasi sel korteks dan isolasi silinder pembuluh peridem atau nikrosis parenkim korteks. Xylem berkembang dengan baik sehingga dapat membantu pengangkut air dengan cepat. Sejumlah lapisan korteks akar primer tumbuhan gurun pasir berkurang sehingga jarak antara tanah dengan stele semakin pendek. Pita kapsari lebih lebar dibandingkan tumbuhan mesofit
Hubungan Antara Sistem Pembuluh Akar dan Batang
System pembulu primer akar dan batang berbeda struktur dan arah perkembangan menjarinya. Protoxilem pada akar bersifat eksark sedangkan pada batang bersifat endark. Pada pertemuan system pembulu akar dan batang terjadi adaptasi satu dengan yang lainnya. Daerah ini disebut daerah peralihan atau leher akar
Struktur daerah peralihan sangat rumit dan antara spesies satu dan yang lain berbeda. Garis tengah daerah peralihan lebih besar dari pada garis tengah akar maupun batang karena daerah ini terjadi pembelahan,perputaran, perbanyakan, dan penggabungan untaian xylem dan floem
![](file:///C:/Users/nm/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image032.gif)
Kandungan Al Qur’an yang berhubungan dengan materi kami adalah Q.S Al An’aam : 94
“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikaji dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur umum akar terdiri dari Epidermis, Korteks, Endodermis, Silinder Pusat/Stele.
2. Pertumbuhan akar primer disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar.
3. Pertumbuhan akar sekunder disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yang dalam hal ini adalah sel-sel kambium.
4. Struktur akar sangat berpengaruh terhadap fungsinya.
5. Sebagian akar dapat beradaptasi terhadap kondisi kering.
III.2 Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai anatomi tumbuhan khususunya akar, kami sarankan agar semua dapat menjaga keseimbangan alam, dapat melestarikan tumbuh-tumbuhan yang ada di alam serta mapu memanfaatkan secara bijak.
Selain itu dalam setiap penyusunan karya tulis perlu adanya kerjasama antar anggota untuk menyempurnakan kar
Ya tulis yang dibuat.
0 komentar:
Posting Komentar