Pages

Senin, Juni 11, 2012

makalah botani tumbuhan tinggi (angrek bulan dan anggrek bambu)


BAB I
PENDAHULUAN

Kata ”orchid” dalam bahasa Yunani, berasal dari orchis yang berarti testicle atau buahzakar yang termasuk dalam keluarga Orchidaceae adalah anggrek. Anggrek merupakan keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal (monocotyledone), ordo Orchidales, dan family Orchidaceae (anggrek – anggrekan. Di habitatnya, anggrek biasa ditemui tumbuh di hutan-hutan gelap, di lereng-lereng terbuka, di batu- batu karang terjal, dibatu-batu daerah pantai dengan garis pasang surut tinggi, hingga di tepi gurun pasir. Banyaknya tempat tumbuh anggrek membuat para ahli mencoba merumuskan jenis anggrek sesuai dengan habitanya.  Anggrek merupakan herba menahun yang sebagian besar hidup sebagai epifit dan kebanyakan dengan akar rimpang atau batang yang membesar.
Indonesia merupakan salah satu negara tropis di Asia Tenggara kaya akan anggrek alam. Di hutan Indonesia terdapat sekitar 5.000 jenis anggrek alam atau sekitar 16 % dari jenis anggrek alam yang ada di dunia. Jumlah jenis anggrek akan terus bertambah dengan penemuan-penemuan baru di hutan-hutan maupun hasil persilangan. Anggrek merupakan salah satu suku yang cukup banyak jenisnya. Sebagian besar keragamannya terpusat di kawasan tropis dan subtropis. Anggota suku ini secara alami tumbuh mulai dari hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi dan pada berbagai jenis hutan seperti hutan primer dan hutan sekunder. Tumbuhan ini sangat beragam ditinjau dari habitat, ukuran serta morfologinya.
 Karakter morfologi tanaman anggrek yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm), perbandingan panjang dengan lebar daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga (cm), diameter bunga (cm), panjang kelopak bunga (sepala) (cm), warna daun, tipe pertumbuhan batang dan aroma bunga. Data yang bersifat deskriptif seperti tingkat kehijauan warna daun, aroma bunga dan tipe pertumbuhan batang (pseudobulb) dinilai dapat memberikan suatu hal yang menggambarkan perbedaan. Hubungan kekerabatan keenam belas anggrek spesies dianalisis dengan menggunakan Analisis Cluster metode Agglomerative.


1.2  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui morfologi daun, batang, akar, bunga buah, dan biji dari keluarga Orchidaceae.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Gunawan (53: 2007) Menyatakan bahwa anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae yang banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku industri bunga potong, tanaman pot atau hiasan taman. Anggrek dapat dijumpai hampir disetiap tempat di dunia, kecuali Antartika dan padang pasir. Tanaman anggrek yang sedemikian banyak jumlahnya, secara morfologi hampir sama, hanya lingkungan hidupnya saja yang berbeda, tergantung habitat asalnya.
Puspitaningtyas (2003) menyatakan bahwa anggrek secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam Phylum Spermatopytha, yaitu digolongkan ke dalam tumbuhan berbiji, Kelas Angiospermae atau berbiji tertutup, Subkelas Monokotiledonae atau bijinya berkeping satu, Ordo Gynandrae karena alat reproduksi jantan dan betina bersatu sebagai tugu bunga, Famili Orchidaceae atau keluarga anggrek, Orchidaceae merupakan famili tanaman terbesar, terdiri dari sekitar 900 genera dan hampir 35.000 spesies. Dendrobium, genus terbesar dalam famili Orchidaceae terdiri dari sekitar 1100 spesies.
George (1996) Menyatakan bahwa anggrek dapat diperbanyak secara generatif dari biji atau secara vegetatif (konvensional dan kultur in vitro). Tanaman anggrek hibrida diperoleh dari biji hasil silangan dan perbanyakannya dilakukan secara vegetatif untuk mempertahankan hibrida yang telah diseleksi. Penggunaan teknik pembiakan vegetatif konvensional, potensinya terbatas karena hanya sejumlah kecil tanaman yang dapat dihasilkan dalam satu kurun waktu tertentu. Beberapa jenis tanaman anggrek yang populer di masyarakat antara lain: Oncidium, Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium, Vanda dan Aranthera. Anggrek dipasarkan dalam bentuk bunga potong maupun tanaman dalam pot.
BAB III
PEMBAHASAN

      1.            Klasifikasi Umum
ANGGREK BAMBU (Arundina bambusifolia )
Kingdom         : Planthae (dunia tumbuhan)
Divisi               : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi         : Angiospermae (Biji tertutup)
Kelas              : Monocotyledonae (biji tunggal)
Ordo              : Orchidales (bangsa anggrek-anggrekan)
Famili             : Orchidaceae
Subfamili        : Epidendroideae
Genus            :
Spesies          :

angrek bulan (phalae nopsis anabilis)
Kingdom         : Planthae (dunia tumbuhan)
Divisi               : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi         : Angiospermae (Biji tertutup)
Kelas              : Monocotyledonae (biji tunggal)
Ordo              : Orchidales (bangsa anggrek-anggrekan)
Famili             : Orchidaceae
Subfamili        : Epidendroideae
Genus            :
Spesies          :


      2.            Deskripsi umum

Anggrek bambu (Arundina bambusifolia; syn bambusifolia Lindl. Arundina, Arundina speciosa Blume, Bletia graminifolia D. Don) adalah spesies dari anggrek dan satu-satunya dari jenis Arundina. Jenis yang mengenai Asia tropis ini meluas dari India, Negeri Nepal, Thailand, Malaysia, Singapura, Negeri China Selatan ke Indonesia dan ke seberang Pulau Pacific. Ini tropis jenis Asia meluas dari India, Negeri Nepal, Thailand, Malaysia, Singapura, Cina Selatan Indonesia dan di seluruh Kepulauan Pasifik. Itu telah diperkenalkan di Puerto Rico, Costa Rica dan Topi dari pohon palem. Ia telah diperkenalkan di Puerto Rico, Kosta Rika dan Topi dari pohon palem.

Anggrek bambu adalah terestrial multiperennial anggrek dengan yang melengking batang, membentuk menjadi gumpalan besar yang tumbuh ke antara ketinggian 70 cm dan 2 m. Linier anyaman daun yang lonjong lanset, dengan panjang 9-19 cm dan lebar 0,8 sampai 1,5 cm. Puncak kulminasi adalah acuminate. Apeks adalah acuminate.  penyarungan stipules. Ada amplexicaul  (menggenggam batang) selubung stipula.

Anggrek ini mekar pada musim panas dan musim gugur, mempertunjukkan agak membuka seikat terminal mengesankan berbunga, sepuluh tidak lebih dari. Mereka mekar berturut-turut pada rangkaian terminal, 7 - 16 cm.
Bunga ini, 5 - 8 cm di garis tengah, adalah suatu pohon kecil bunganya mirip bungur berwarna merah dan putih dengan suatu bibir warna ungu. Daun kecil pada bunga adalah bersegi tiga lebar/luas dan mengepung tangkai yang utama seikat bunga.

Kelopak polong benih dipupuk yang sesekali dibuahi mengandung biji bedak menit, dan tanaman kecil sering dikembangkan dekat tebu berakhir setelah berbunga, dan mungkin membantu perkembangbiakan jika diijinkan untuk menjangkau lahan.

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang memiliki corak dan warna beragam jenis.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.
http://alamendah.files.wordpress.com/2010/04/anggrek-bulan-phalaenopsis-amabilis.jpg?w=250&h=170Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh subur hingga ketinggian 600 meter dpl.
Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga nasional Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).
Meskipun banyak pehobi anggrek yang membudidayakan anggrek bulan. Juga banyak yang melakukan persilangan sehingga memunculkan varietas-varietas baru anggrek bulan hibrida, namun kelestarian puspa pesona ini di alam liar tetap semakin terdesak oleh hilangnya habitat sebagai akibat deforestasi hutan baik akibat penebangan liar ataupun kebakaran hutan.
Anggrek bulan di alam liar kini membutuhkan perhatian tersendiri. Jangan sampai sang puspa pesona memudar pesonanya.
      3.            Pola penyebaran
Penyebaran anggrek sangat luas, baik didaerah arktik (Kutub Utara) maupun Antartika (Kutub Selatan). keadaan habitat yang sangat berbeda-beda itu membuat penampilan anggrek alam sangat bervariasi dalam bentuk, tipe dan ukuran. (Sutiyoso, Saryono, 2001)
      4.            Reproduksi
Sifat dasar manusia adalah cenderung tidak puas dan banyak keinginan/kemauan, ketika telah menemukan/memiliki suatu silangan anggrek yang cantik/menarik/subur/sehat, maka pada saat itu pula keinginan pula untuk memiliki dalam jumlah banyak. Dampak bisnis sangat mendorong lebih kencang lagi untuk memiliki/menghasilkan suatu tanaman yang secara genetik identik dengan induknya dengan proses aseksual. Dalam dunia ilmu pengetahuan sudah lama dikenal dengan “Cloning” adalah satu cara dari reproduksi vegetataif, dimana reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina), dengan harapan mengharapkan tetap cepat prosesnya, dan ciri-ciri genetik sama.Untuk Indonesia umumnya, khususnya untuk bidang anggrek (bagi kami:petani anggrek) ini merupakan hal yang penting untuk disosialisasikan, pada akhirnya kita harus membumikan kepada kalangan petani anggrek.
Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan. Dalam keanggrekan sudah lama kita kenal dengan stek batang untuk jenis anggrek vanda tanah, keiki/tunas anakan untuk beberapa jenis anggrek lainnya. Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya. Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.
Sudah lama penanggrek memanfaatkan “teknik kultur jaringan” prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti “di dalam kaca” karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi, teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup, sehingga semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
      5.            Cirri umum
Habitus            :Tumbuhan ini umumnya menempel di pepohonan epipfit atau  safropit,ada pula yang  di pelihara sebagai tanaman hias. Menyukai tempat yang agak teduh dan lembab, tidak tahan sinar matahari langsung.
Batang             :Pendek tebal/besar, terselimuti dengan pangkal pelepah daun, ruas - ruas daun sangat berdekatan.
Daun               :Berhadap-hadapan, tebal, besar ukurannya 50 - 75 cm panjangnya, lebar     20 - 35 cm, berjumlah 3 - 6 daun pertanaman, menggantung, agak kaku dan keras, berbentuk lonjong bulat dengan ujung daun yang lebar, tumpul dan agak membulat.
Bunga               : Posisi bunga menggantung ke bawah,  panjang tangkainya 50 cm, sangat menarik, beraneka ragam warna, ada yang putih, merah, ungu, kecoklatan, dan lain- lain.
Akar                               : Mempunyai akar yang rimpang seperti umbi.

      6.            Hasil penelitian dari anggrek
1.            Sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas selain itu bisa juga sebagai minyak wangi.
2.            Berguna untuk mengatasi penyakit tuberculose (TB), abses paru-paru, dan penyakit saluran pernapasan. Di masyarakat tradisional, pengobatan penyakit saluran pernapasan sering pula diobati dengan ramuan obat dari bahan tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatannya dengan menggunakan umbi bunga lili, direbus dan ditambah bubuk umbi anggrek, lalu diminum.

      7.            . musim berbunga
Di alam musim berbunga pada bulan-bulan Juli, Ag ustus dan februari, sedangkan di kebun raya bogor berbunga pada bulan Desember- Februari tetapi tidak selalu berbunga setiap tahun. Bunga mekar serentak, masa kuncup 1 bulan, sedangkan masa mekarnya kurang lebih juga 1 bulan. Tangkai perbungaannya kadang - kadang bercabang dua, dan jumlah bunga pertangkai dapat mencapai 30 kuntum. Beraroma harum, lembut.

      8.            Ukuran Anggrek
       Anggrek terkecil berukuran 0,75 cm dan yang terbesar mencapai di atas 20 kaki yaitu sekitar 6,08 m. Bulbophyllum odoardi adalah jenis anggrek terkecil karena panjang umbi semu dan daunnya hanya 5 mm dengan garis tengah bunga hanya beberapa milimeter. jenis anggrek terbesar adalah Grammatophyllum speciosum. anggrek tersebut dikenal sebagai anggrek tebu karena panjang batangnya sekitar 1,8-2,4 m dengan ketebalan sekitar 5 cm. panjang daunnya sekitar 50 cm dengan lebar sekitar 5 cm, serta panjang bunga sekitar 10 cm. (Sutiyoso, Saryono, 2001)





















BAB IV
PENUTUP

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...